Official Acha Viewers

Senin, 11 Januari 2016

akhirnya?!

hari ini rasanya aku kembali menitikkan air mata setelah beberapa hari di awal tahun yang baru ini aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
terimakasih banyak untuk tawa dan sukarianya, sekarang aku bisa mengerti kembali bahwa kebahagiaan yang telah datang sepaket lengkap dengan kesedihan didalamnya.

udah beberapa hari aku mimpiin doi, udah lama juga gak ketemu terakhir waktu tanggal 3 dan semenjak hari itu sampe malem minggu kemaren aku mimpiin doi.
dan entah kenapa di mimpi itu rasanya seneng dan juga kecewa.
makin gak enak perasaannya. yaudah aja kemaren minggu aku ketemu, niatnya sekalian mau minta dianterin pulang kerumah.

seminggu gak ketemu rasanya campur aduk, liat doi dalam keadaan baik-baik aja aku udah bahagia banget. apa ini benar sayang?

dalam keadaan basah aku bilang, "aku kehujanan, mang."
"siapa suruh ujan-ujanan? kan tadi amang udah bilang tunggu disitu aja sampe ujan reda."
"kemaleman kali. kesini cepet juga biar bisa pulang pake jas hujan aja. kan amang punya dua."
"masuk dulu. masih ujan gede nang."

aku duduk sembari melepas jaketku yang basah sekali, dan duduk lalu diberikan handuk agar tidak masuk angin, tak lupa kayu putih juga diberikannya. bentuk perhatian yang menurut ku sungguh luar biasa untuk pria cuek yang satu ini.

sembari menonton televisi, aku melihat doi disampingku sedang mengerjakan Tugas Akhirnya dengan serius, tidak ada yang aneh memang, hanya perasaan ini sedikit terganggu.

tepat pukul 21.00 aku pun berkata "mang, anterin pulang yuk? aku gak boleh pulang lebih dari jam 22.00 nih."
"kenapa memangnya? tumben ada jam malem, nang?" tanyanya kemudian.
"gak tau, udah perjanjian dari waktu tahun baru soalnya."
"bentar lagi ya, masih ujan gede."
sebenernya ujannya gak begitu deres, tapi ya doi lagi centil banget emang~

"tenang aja lah setengah jam kerumah kok, nang. atau nginep sini ajalah ya." candanya lagi.
"enggak lah, gila aja."
"loh kenapa? kan ada si ica juga, nang?"
"aku mau pulang!"

doi pun tak menjawab apapun, malah asik memainkan ponselnya sambil mematikan laptopnya dan segera tidur disampingku.

jam 22.00
"amaaang, hayuks!"
"ah enggak ah, udah malem. aku capek, hujan, dingin lagi. males nang."
"terus aku gimana?"
"nginep sini."
"AKU BETE SAMA KAMU!"

"yaudah naik taksi aja ya?"
"aku gak mau, nanti diculik terus dibegal ih."
"yaudah aku aja yang begal hari ini ya, eh malem ini maksudnya. besok tak pulangin kok."
"engaaaaak."
"jadi mau gimana?"
"pulang."
"aku capek dek, mana ini masuk angin lagi. udah disini aja." *kemudian doi nyodorin bantal sama selimut.

udah gak ada harapan bisa pulang, yaudah mau gimana lagi.
gak mau ngobrol karena udah kesal juga, jadi langsung tidur aja.
biar makin gak bete.

--------tiduuuuur---------------------

sampai aku bangun subuh pun, kami masih baik-baik saja.
sampai akhirnya ketika doi mandi , gak sengaja aku buka ponselnya.
awalnya gak ada yang aneh, aku berpikir mungkin perasaan ku salah.
tapi ketika buka wasap doi, dan ternyataaaaa~


"cewe itu perasaannya kuat, jadi kalo cowok mau boong dan ngelak gimana juga, cewe bakalan tau."

dan terbukti hari ini tepat 11 januari 2016, aku merasakan kembali rasanya sakit hati seperti apa.
rasanya kecewa dengan kejadian yang sama lagi, dan jujur ini rasanya semakin sakit.
aku sakit hati.

satu hal yang bikin hati ini tersakiti adalah ketika ada chat amang ke perempuan yang dulu pernah deket dengannya dan pernah jadi penyebab renggangnya hubungan aku dengan doi kembali lagi terjadi. panggilan sayang itu sukes membuat hati aku sakit, sesakit sakitnya.

aku benci adanya kebohongan dalam hubungan ini, aku benci dengan ketidakjujuran ini.
apa salahnya jujur?
apa kau ingin menjaga hatiku? apa kau takut kau menyakitiku?
ketahuilah ini justru lebih sakit dari pada apapun yang kau lakukan didepanku yang tidak ku sukai.

akupun tak akan pernah mempemasalahkan kau untuk mendekatinya lagi.
sejauh hubungan kita yang dalam keadaan baik-baik ini kembali kau nodai dengan adanya perempuan lain lagi?
kau anggap aku ini apa?
apa sulit untuk menghargai aku sekali ini saja?
sebegitu menyebalkan kah aku sehingga kau dengan seenaknya menyakitiku sesukamu?
sebegitu jahatkah aku sampai kau tega melukai hatiku dan mempermainkan perasaanku lagi dan lagi?

lantas sampai kapan kau akan melakukan hal seperti ini lagi dan lagi?

ternyata dugaanku salah selama ini, setelah hampir setahun kita tak berkomunikasi dengan intens, setelah hampir satu tahun kita tak pernah bertemu dengan disengaja, setelah satu tahun kita tak bersama-sama, dan akhirnya kau kembali lagi bersamaku.
setelah kita terpisah oleh jarak.
 iya, kau kembali lagi. aku pikir kau telah merubah segalanya, aku pikir kita telah sama-sama saling intropeksi diri dan saling meguatkan kembali hati kita.
tapi kenyataannya kau tak pernah benar-benar berubah, mang.
ternyata semuanya sama saja, usiamu tak benar-benar mencerminkan sikapmu, mang.
aku sakit hati sekali kepadamu.
tapi aku benar-benar tak bisa untuk membencimu barang sedetikpun.
apa yang salah, mang? apa?
tunujukkan padaku, mang.

sampai akhirnya kau akan berangkat untuk bekerja, aku tak sanggup untuk sekedar memperlihatkan wajahku karena airmata sudah tak tertahan lagi.
aku menutup mataku dengan bantal, agar tangisku tak pecah ketika melihatmu.
hampir saja aku menangis dihadapanmu.
ketika pamit mu tak kunjung ku balas, aku hanya ingin kau mengerti sedikit perasaanku, mang.
apa ini caramu membalas cinta yang ku beri?
apa ini caramu membalas setiap cerita cinta kita yang sempat berlanjut beberapa bulan ke belakang?
setelah semua perlakuanmu kepadaku terutama dimalam kemaren?
jujur ini rasanya diujung sekali, mang.

kau pun pergi meninggalkanku, entah tak berjejak.
aku berkemas untuk pulang dan tak ingin melihatmu lagi.
aku berpamitan kepada ica, akan segera pulang karena harus mengerjakan beberapa pekerjaan ujarku, padahal semua itu ku lakukan hanya untuk menutupi kesedihanku.
aku tak mungkin menangis dengan keadaan yang seperti ini..

ditengah jalan masih ku tahan setiap air mata yang sudah mulai membasahi pipi ini, begitu aku menaiki jembatan, tangisku pecah.
aku tak sanggup lagi untuk menahannya. entah aku ini bodoh atau aku terlalu menyayangi dengan utuh selama ini?

tangisku semakn pecah ketika sahabatku Ita, menghampiriku untuk mengantarkan aku pulang kerumah.
aku tak sanggup lagi menahan beban ini sendirian.
jujur saja awalnya aku tak ingin menceritakannya, tapi kenyatannya aku butuh orang yang bisa melegakan perasaan ku saat ini.
aku menceritakannya hingga tangisku berubah menjadi sesenggukan.
mungkin ini sudah terlalu sakit untuk setiap cerita yang telah dibuat.

jujur saja hatiku terlalu lemas untuk menerima kenyataan ini semua.
apapun alasanmu aku tak bisa menerimanya, mang.
aku tak ingin jatuh kembali lagi.
aku memutuskan untuk mundur, mang.
aku tak ingin menyakiti siapapun termasuk diriku sendiri.

awalnya aku egois ingin menjauhimu sekaligus Ica, namun aku sadar itu gak adil buat Ica.
dan sekarang aku cuma ingin lebih tenang, tanpa kamu didalam perjalanan hidupku.
aku cuma ingin lebih fokus pada skripsiku saja, mang.
aku mohon jangan pernah ganggu aku dalam keadaan seperti ini.
aku hanya ingin lebih kuat menghadapinya walaupun sendirian.
aku hanya ingin mampu melewatinya dengan lebih bijaksana.
meskipun setengah hati ini terlalu patah bahkan down, tapi aku masih punya setengah hati untuk bangkit.
aku harap setengah hati ini bisa membuat aku berdiri walaupun tidak akan pernah utuh.
tapi terimakasih untuk beberapa bulan ke belakang kita telah sama-sama saling mencoba kembali.
aku tahu jalan yang ku tempuh untuk bersamamu penuh dengan ujian dan cobaan, tapi untuk kali ini aku benar-benar sudah akan mundur.

mundur selangkah demi maju dua langkah ke depan. aku harap kamu segera mengerti.
meskipun akan sangat terlambat tapi setidaknya kamu bisa memperbaiki diri.
entah sampai kapan kamu akan melakukan hal ini lagi dan lagi, tapi untuk kali ini aku selesai.
tamat dengan semua permainanmu.
sudah selesai dengan ujianmu.
aku mungkin gagal melewatinya, tapi setidaknya aku telah berusaha beberapa kali tinggal bertahan dan mengulanginya lagi sampai pada tahap ini aku selesai melaluinya.
terimakasih.

terimakasih sudah menjadi doaku.
terimakasih sudah menjadi kebangganku.
terimakasih sudah menjadi kesayanganku.
semoga bukan sebuah kesalahan. mungkin hanya aku yang kurang beruntung.

dan untuk kali ini hatiku butuh rehat sejenak dari masalah ini.
benar adanya hari ini air mataku mengucur dengan sangat derasnya hingga malam ini.
tapi aku berharap esok pagi ketika aku membuka kembali kedua mataku, aku sudah bisa menatap matahari yang menyambutku dengan pelukannya yang hangat dan mengajak ku untuk berpetualang menghadapi kegiatanku di esok hari.
terimakasih amang~


aku telah jauh menelusurimu, bertahan dengan setiap kenangan dan ceritamu, berjalan dengan langkah yang terkoyak, terjatuh namun kau seret tanpa keluhan hingga akhirnya hati ini perlu waktu untuk beristirahat. iya aku merasa lelah sekarang.


"sampai hati ini pulih kembali, aku tak akan bisa menjanjikan apapun seperti hari kemaren."



Cimahi, 110116 22:12


AS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar