Official Acha Viewers

Jumat, 13 Desember 2013

Boru Panggoaran...

sebenernya sih pengen banget nulis Blog ketika judulnya Batak berarti ceritanya juga harus pake bahasa Batak.
tapi berhubung ke-Batakan aku masih kurang maksimal. cieeee elah banget ya.
jadi terpaksa harus use in Indonesia language. hahaha

next time pasti pake bahasa Batak kok tenang aja.

Boru Panggoaran
ini lagu emang selalu bisa bikin nyees dan banjir airmata ya.
apalagi kalau suasana hati dan kondisi kehidupan lagi kaya gini.
sukses banget dibikin rinduuuuu~~
terutama sama Bapak yang pernah nyanyiin lagu ini buat aku,
dan sama abang juga yang pernah ngegitarin lagu ini buat aku.

"ho do borukku, tapuk ni ate-atekki. ho do borukku, tapuk ni pusu-pusu ki."

betapa terasa sekali ya jadi anak pertama.
jadi anak yang namanya dipakai untuk orang tua.
A.Paskah!
begitulah panggilan orang-orang terhadap Bapak.
Mama Paskah!
begitulah panggilan orang-orang terhadap Mama.
beliau berdua selalu bisa bikin aku jadi anak yang beda.
Beda dari yang lainnya.
Aku bangga banget sama beliau.

"molo matua sogot ahu, ho do manarihon ahu. molo tartinggang ahu inang. ho do na manogu-nogu ahu.."

dan kata-kata ini selalu bisa bikin aku nangis sejadi-jadinya.
iyaaaa gimana nggak seakan-akan tumpuan itu ada di aku.
karena aku yang bawa nama kedua orang tua aku.
ketika kesalahan fatal terjadi baik aku ataupun keda adik aku, tetap saja nama aku yang akan tercoreng.
iya nama aku..

"ai ho do borukku, boru panggoaranki. sai sahat ma da na ni rohami. ai ho do borukku, boru panggoaranki, sai sahat ma da na nirohami.."

lirik ini yang bisa banget bikin aku ketampar sejadi-jadi ya.
doa Papa dan doa Mama itu selalu jadi pendamai buat aku.
kesuksesan yang telah aku raih adalah sumber kebahagiaan buat mereka.
setiap hal baik yang membuat aku terkenal lah yang bisa membuat mereka bangga.
dan karena perjuangan merekalah aku sampai pada saat yang bahagia ini.
dan memulai hidup seperti mereka. memulai perjuangan seperti mereka.
mencari jati diri seperti mereka. mencari kehidupan yang sebenarnya seperti mereka.

ternyata, begini rasanya menjadi seorang anak Sulung yang masih harus bertanggung jawab pada adikku.
meskipun bukan perkara yang cukup sulit namun rasanya menjadi sebuah beban dan tanggung jawab bagiku.
aku harus membagi apa yang telah ku peroleh kepada mereka.
bukankah aku juga ingin mendapatkan hal yang sama lagi?
aku merindukan kasih sayang mereka saat ini.
aku merindukan suara mereka saat ini.
aku merindukan cerita mereka saat ini.

dan lagu ini membawaku larut dalam angin malam ini.
rintikan hujan membuat airmata ini terjatuh kembali. 
walaupun setelah mendengarkan lagu ini aku kembali bangkit.
kembali meneruskan kehidupan ini.
namun saat ini. sekarang ini. pada kondisi ini.
aku merindukan kedua orang tuaku.
yang kini berada jauh dalam genggamanku.
yang kini berada jauh dalam ragaku.
namun terasa dekat dalam hatiku.

terimakasih Mah,
terimakasih Pah.
untuk lagu yang pernah dinyanyikan untukku hingga aku bisa menyelesaikan sesuatu yang ku anggap luar biasa.
dan akan meneruskan perjuangan kalian.
kehidupan kalian sungguh luar biasa bagi kehidupanku saat ini..
Aku mencintai kalian.. :")

"Debata, amanami. Sai dipasu-pasu dohot diramoti ma tongtong Amang dohot Inong na mi na adong dao sian nami, ramoti ma tongtong Inong dohot Among nami, sai dilehan sude na jadi kebutuhan ibana, lehon hahipason dohot rejeki na sukkup. Ai masihol do ahu. Boha ma bahenon, dang boi be tardok sude hata molo martelepon ahu. Alani masihol ahu tu Inong dohot Amang. Padao ma sian kejahatan dohot sude na hal-hal negatif na boi mambahen keluarga na mi hancur terlebih dao sian Ho. Hupasahat nion tu ho ale Tuhan Amanani Pardenggan Basai. Marhite-hite goar ni Jesus Kristus. Amen..."


"untuk kedua orang yang sungguh sangat berarti bagi kehidupanku dan ku panggil Mama dan Papa. Aku Boru Panggoaranmi mencintaimu sampai akhir hidupku..."

Horas!



Kalimantan, 131213 21:57
APS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar