Official Acha Viewers

Sabtu, 28 Desember 2013

celotehan Natal :-)

entah kenapa di hari Natal ini lengkap sudah kebisuan-kebisuan serta kesedihan-kesedihan yang ada.

bodoh memang, tapi aku cukup bodoh melaluinya dengan air mata.
disaat seperti ini, ketika aku merindukan sosok yang sudah lama tak bisa ku gapai lagi.
entah berada dimana dan sedang apa.
aku merindukannya dengan segala alam sadarku yang ada.

ya, hari ini tepat di tanggal 25 yang ke 22 ini aku merindukannya.
aku merindukan keberadaannya di sisiku.
aku merindukan kehadirannya disampingku.
itu memang hanya sebuah harapan, harapan dan harapan semata.
aku tak mengerti lagi harus berbuat apa.
aku tak mengerti lagi harus seperti apa.
ketika perasaan yang ada memang hanya untuk nya.
ketika semua cinta hanya ditumpahkan untuknya.
ketika hati sudah tak bvisa menerima orang baru lagi
dan ketika semuanya terasa menyedihkan.
aku memikirkan dia. dia yang masih menjadi impianku menari-menari bak bidadari disana.

ya, mungkin karena di tahun ini aku tak memiliki momen penting bersamanya
berbeda dengan dua tahun terakhir saat itu.
kami masih bisa bercanda tawa, masih bisa menikmati malam Natal dan malam tahun bersama.

iya, aku merindukannya.
bahkan sangat merindukannya.
ditambah di tanggal ini pula usia hubungan kami seharusnya sudah mencapai angka dua puluh dua.
iya memang sudah berakhir.
tapi entah kenapa aku masih terus menghitungnya bahkan entah untuk sampai kapan.

aku rindu mendengarkan suaranya yang khas itu.
aku rindu mendengarkan setiap detail ceritanya.
aku rindu dengan senyum dan tertawanya yang bisa menular itu.
iya, bersamanya aku bisa menghilangkan segala kesedihan dan masalah ku walau hanya beberapa saat saja.

aku benar-benar merindukannya.
tepat di hari ini pun, aku memberanikan diri menurunkan setiap rasa gengsi dan egois ku.
ku pijit beberapa nomornya setelah memastikan dia belum tidur tepat pukul setengah 11 malam kala.

aku sudah membuat beberapa pertanyaan dan beberapa hal yang ingin aku sampaikan, termasuk aku ingin berkata padanya bahwa aku merindukannya.
tapi ketika dia mengangkat telepon genggamnya itu dan berkata "hallo"
mendadak hatiku bergemuruh dengan hebatnya.
mendadak nadi ku berdetak lebih cepat.
dan kemudian seluruh pergelangan tanganku mengeluarkan keringat yang membuat tanganku basah/
oh Tuhan, apa yang terjadi?

aku gugup untuk berkata hallo padanya,
sehingga aku hanya langsung bertanya dimana keberadaannya dan sedang apa dia.
semua hal yang ingin aku sampaikan padanya mendadak hilang, buyar dan entah ditelan apa namanya.
aku kaku, aku lebih banyak diam dan menjawab pertanyaannya.
untuk menjawab pertanyaannya saja aku gugup, aku kaku.
dan ini hanya terjadi padanya.
berbeda dengan orang-orang yang ku anggap abang atau teman saja.
aku bisa menguasai diriku, tapi ketika mendengarkan suaranya di ujung telepon sana, semuanya menjadi lenyap aku kehilangan kendaliku sendiri.
aku menikmati suaranya di ujung telepon itu.
ingin rasanya aku berkata "aku merindukan mu dami.."
tapi entah kenapa kalimat itu sulit aku ucapkan.
bahkan sangat sulit.
sehingga aku hanya bisa menahan sambil tersenyum dan berkata abang jahat.
dan sesungguhnya dibalik itu semua aku hanya ingin berkata aku kangen.
ya, kangen. kangen banget!

obrolan ini hanya berlangsung sebentar, kita salah paham lagi.
aku yang udah pengen banget ngobrol maksimal di hari indah ini malah harus diputuskan oleh kesalah pahaman.
lagi dan lagi seperti itu.
dan terus seperti itu.
apa benar kamu sudah menjauh dari ku?
apa benar sudah tak mungkin lagi ada kita?
apa benar kesempatan itu sudah benar-benar tidak ada untukku?
apa benar kita sudah sama-sama memutuskan untuk tak mencobanya sekali lagi?
apa yang salah, dami? apa?
kenapa semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, tapi aku tidak?
kenapa semua orang berhak mendapatkan cinta dari orang yang mencintainya tapi aku tidak?
sesulit inikah, dami?

dan ketika terjadi kesalah pahaman itu, aku mencoba bercerita pada orang yang sangat dekat denganku.
iya aku tau, aku nggak bisa tahan untuk nggak cerita.
tapi ketahuilah saat itu air mataku sudah tak dapat tertahankan.
air mata ku sudah turun dan aku kembali tak bisa memejamkan kedua mataku.
aku bercerita pada sosok laki-laki yang sudah ku anggap sebagai abang sendiri.
Anton dan Aryo.
iya merekalah yang menenangkanku.
bahkan setelahnya Aryo menganggap ku menjadikannya pelariannya.
ketahuilah Dami, aku menyesal bercerita padanya.
dia marah, dia kecewa, dan dia tak menggubris lagi setiap pesanku.
entah. entah kenapa. aku pun tak tahu.

kau telah membuat semuanya berantakan, Dami.
Aryo adalah sosok lelaki yang luar biasa baik buat aku.
termasuk Anton.
aku nggak bisa untuk nggak cerita sama mereka berdua.
mereka berdua adalah abang tempat aku berbagi cerita.
tempat aku menceritakan kamu. dan juga mereka yang berarti buat aku.
entah apa yang ada dalam pikiranmu tentang aku, Dami.

mungkin aku memang bodoh, tapi ketika aku bercerita hatiku merasa lega.
serasa bebanku telah berkurang satu.
karena ketika bersamamu, semuanya terasa berat untuk aku ceritakan.
bukan. bukan berat.
tapi aku gugup, aku kaku.
tapi aku masih mau belajar, belajar dan terus belajar untukmu.
meskipun aku tahu, saat ini kau tengah di mabuk asmara dengan seseorang yang bukan aku.

tapi apakah mungkin aku memiliki satu kesempatan emas dari mu?

hanya itu permohonanku, Dami.
aku mencintaimu dengan segenap hatiku dan dengan segenap ketulusanku..
karena itulah aku selalu menjadikanmu impianku
dan harapan di masa yang akan datang! :")


"karena cinta tak pernah habis untukmu yang selalu ku jadikan harapan. berhentilah mencari, tengoklah aku sekali lagi dan percayalah padaku. mari, kita lanjutkan kisah kita yang masih tertunda ini..."

Kalimantan, 281213 08:32
ruang tamu
Acha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar