Official Acha Viewers

Kamis, 25 Februari 2016

angka empat?!

"bersamamu, aku merasakan seperti orang yang paling bahagia."

tok tok tok..
"haiiiiii, mang!" seruku setelah hampir dua minggu aku tak bertemu dengan sosoknya. dia pun melirikku, sambil berkata. "apasih?"
aku menyimpan tas ku disamping jendela rumahnya. sembari memperhatikannya yang masih asyik bermain dengan gadget kesayangannya.
"ngapain kesini nang?" tanyanya kemudian.
"ini ngembaliin barang yang dipinjem kemaren mang."
"oh. terus sekarang mau kemana lagi? udah beres tugas akhirmu itu?"
"mau ketempat temen, gampang bentar lagi juga beres kok. aku kan pinter. hahaha" sembari tertawa aku masih terus memperhatikan ponselku dan segera menghidupkan laptopku untuk melihat beberapa file tugas akhir yang ingin ku perbaiki.
"ngapain  kamu?" tanyanya kemudian sembari mencoba untuk menggangguku.
"ngerjain tugas akhir lah. emangnya kamu sibuk nonton sinetron dan ganjen sama cewek cewek."
"hahaha tau aja, namanya juga anak muda. gak usah jeles gitu dong."
"udah ah gak usah ganggu aku, aku lagi sibuk."
"hahaha yaudah kerjakanlah."
akhirnya aku pun mengerjakan tugasku sambil mendengarkan lagu dari laptopku dengan menggunakan hedset. dan sesekali pula amang memperhatikan ku sambil menggodaku dengan mencabut kabel hedsetku.
"aaaah jangan diganggu ih, lagi asik nih."
"biarin, ini kan rumahku. terserahku dong." sembari senyum genit dia memperhatikanku.
"kamu ganggu orang aja ih. udah sana kalo lagi nonton yaudah nonton aja." seruku kemudian.
"bodo amat. terserah aku dong. hahaha gak perlu dengerin lagu kali. ganggu aku nonton tau."
"zebel." sembari memanyunkan bibirku dia pun berkata gak perlu dimanyunin juga cium juga nih sembari bercanda dia menggodaku lagi.
"iiiiiih ogaaaah. bukan muhrim woy!"
"yeee orang cuma becanda doang, ngarep ya? hahaha"
"ogaaaaah!"

sejam kemudian...

"udah dulu ah capek ngerjainnya.."
"yaudah simpanlah. tidurlah sekarang nang, udah malem juga,."
"iya mau lagi nunggu kok dijemput kok."
"loh kok dijemput? udah disini aja. kasian kamu udah capek kaya gitu nang."
"ah alesan mulu. kamu aja yang ngarep iyaa kan? hahaha"
"enggak lah aku kan khawatir samamu."
"apa? kamu khawatir samaku? yakin?" godaku kemudian.
"terus maksudmu? aku gak khawatir gitu?"
"iyalah. udah gak usah dikhawatirin udah kuat juga kok selama ini mah."
"yaudah terserah deh."
"okelah. aku ikut tiduran bentar ya sambil nungguin. pegel nih leher terus kepala agak pusing juga."
"tadi barusan bilangnya kuat? yaudah silahkan."
"emang kuat yeee." sembari ngambil bantal dan tiduran disebelahnya yang lagi asik nonton sinetron.
"kamu gak bosen nonton beginian mang? aku mah capek loh nontonnya."
"enggak, ya daripada ngeliatin kamu? kan mending nonton ini. hahaha"
"terserah. bye!" aku pun memalingkan wajah darinya.

karena rasa lelahku selalu berganti menjadi tawa setiap berada disampingnya. aku selalu merindukan hal seperti ini, meskipun rasa sakit hati itu selalu muncul setiap aku melihatnya, tapi ternyata rasa bahagia itu selalu ada.
melihat senyumnya, mendengar suaranya serta bertengkar kecil bersamanya adalah hal yang selalu aku rindukan setiap berada disampingnya.
alasyu, pria cuek!

aku lupa kalau aku harus segera pulang, karena mungkin rasa lelahku yang sungguh luar biasa aku pun tertidur, dan aku masih bisa merasakan ketika selimut dipakaikannya kepadaku yang sedang terlihat capek sekali. aku juga bisa merasakan ketika amang mencium keningku sambil berkata selamat tidur nang. Tuhan memberkati. kemudian dia pun mengusap lembut rambutku.
begitu singkat namun menyentuhku. aku tidak bisa membuka mataku untuk sekedar berkata terimakasih. saat itu rasanya kelopak mataku sangat berat sekali untuk terbuka. tapi hatiku bisa merasakan bahwa amang sedang berada disampingku, menjaga tidurku hingga nanti ia akan membangunkan ku kembali.

aku terbangun dan ku lihat jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 10 malam, aku sudah tidak mungkin pulang ataupun meminta temanku untuk menjemputku.
aku memutuskan untuk meminta tolong pada amang untuk mengantarkan aku kerumah temanku.

"amang, anterin yuk kerumah temenku." aku memohon kepadanya untuk meminta diantarkan pulang.
"enggak ah, udah malem. aku ngantuk banget nang."
"tapiiiiiiii."
"kenapa? besok aja lah ya, kan sekalian besok pergi ke jakarta? udah disini aja."
"enggaaaak ih."
"unang jugul ho nang. ini udah malem. udah tidur gih. lagian ditempat temenmu juga kau cuma tidur kan?"
dengan nada takut aku pun berkata "iya oke mang."
"gitu nurut sekali aja susah amat sih."
"oyah, ada yang mau aku tanyain samamu."
"kenapa?"
"kita ini apa sih? kok kita gak jelas gini?"
"maksudmu apa? udah malem ah, jangan dulu kau bahas yang gak penting itu. tidur ajalah ya nang."
"enggak. aku gak mau tidur kalo kau belum bisa jelasin samaku.."
sambil mengerutkan dahi dia pun berkata "jelasin apalagi sih nang?"
"ya tentang kita. kita ini apa? kenapa gak ada penjelasan tentang hubungan kita?"
"nanti kalau urusan serta tugas akhirmu sudah beres, aku akan jelaskan ya."
"ya tapi sampai kapan? aku benci dengan keadaan seperti ini. aku gak suka dengan ketidak jelasan mang?"
hampir saja airmataku mau menetes mengatakan hal yang demikian, dan amang langsung berkata
"jangan dulu kau pikirkan hal ini ya nang. tenang ajalah kau ini. gak ada nya niatku main main samamu. tapi bukan sekarang saat yang tepat itu."
"lantas sampai kapan aku menunggu dengan segala ketidak jelasan itu semua? apalagi yang kau harapkan mang?" air mataku pun akhirnya keluar

amang pun mencium bibirku dan mengatakan aku menyayangimu. sungguh aku menyayangimu.
apa hal seperti ini tidak pernah bisa kau rasakan?
aku tak akan setega kemaren membiarkanmu menangis berlarut-larut hanya karena rasa cintamu itu kepadaku.
aku tak akan sebodoh itu mempermainkanmu dan membiarkanmu kebingungan disaat kamu merasakan cintaku yang hadir untukmu.
ketahuilah aku hanya sedang menanti waktu yang pas saja nang.

lalu siapa perempuan yang mampu membuatmu melakukan semua hal ini?
perempuan yang membuatmu untuk mengutarakan semuanya dalam waktu yang tak pasti?
apa kau bisa menghargaiku barang sedikit saja?
aku yang bodoh karena mencintaimu, atau kamu yang tak pernah mengerti bahwa ada aku yang begitu mencintaimu sebegini hebatnya?

aku hanya ingin kejujuranmu itu mag.
hari ini tepat empat tahun. empat tahun yang lalu kau mengatakan kau mencintaiku.
empat tahun yang lalu kau meraihku dengan segala usahamu itu.
empat tahun yang lalu kau membuat hari ku begitu berbahaga.
empat tahun yang lalu aku merasakan yang bukan hanya bahagia namun sedih, takut dan kecewa dan itu denganmu.
lantas apa kau mau menyingkirkanku kembali ketika kau menemukan perempuan lain diluar sana yang menurutmu akan mampu membuatmu bahagia?
apakah kau akan mencampakkan ku kembali, ketika kau bertemu dengan perempuan diluar sana yang menurutmu akan mampu memahamimu?
dan kau akan kembali ketika kau merasa kesepian atau merasa kosong dan akhirnya mencoba mencariku kembali hanya untuk kesenangan mu semata saja?
itukah yang kau harapkan dariku sampai empat tahun ini?

kau tak perlu berlebihan menanggapi itu semua nang.
kau tahu bahwa aku tak mungkin bermain main dengan hidup ini.
kau sudah bersamaku selama empat tahun kebelakang.
kau tahu segalanya tentangku, tapi mengapa kau tak pernah tahu isyarat dariku?

aku terlalu sulit untuk menerka setiap teka tekimu itu.
aku terlalu takut untuk menebak itu bahagiaku yang kenyataannya akan menjadi bumerang bagiku.
aku sudah terbiasa melewati semuanya, hanya saja ternyata kekuatanku itu makin lama makin berkurang.
apalagi ketika aku masih mendengar dan melihat bahwa kau masih seperti yang dulu.
jika saja kau merasakan seperti ku, apa kau akan mampu melewatinya?
mungkin jawabmu iya. namun apakah kau tak merasakan hatimu sakit setiap terbayang kejadian itu?

aku sudah memafkan sekaligus melupakan semuanya, namun hal itu terjadi kembali pada hubungan kita ini.
dan kau mengulanginya kembali. apa kau tak pernah belajar dari pengalaman?

apa maksudmu nang? memang aku melakukan apa?
aku tak pernah melakukan hal yang seperti kau tuduhkan itu.

aku tak perlu menjelaskannya kepadamu.
perbaikilah dirimu, dan bercerminlah.
jujurlah pada hatimu sendiri, karena ini bukan hanya untuk ku ataupun dirimu, tapi untuk keluarga kita jika kita memutuskan untuk hidup bersama.

aku hanya ingin sekali lagi meyakinkan diriku, ditengah pergumulan hidupku.
apa itu salah?

dan maksudmu kau menyakitiku kembali? begitu?

aku tak pernah berniat seperti itu. darimana kau tahu semua itu? dan bagaimana kau bisa menyimpulkan seperti itu?

aku perempuan yang telah lama bersamamu, mengerti akan sifat dan tingkahmu.
berusaha membuatmu merasa nyaman bersamaku.
mencintaimu dengan segala perasaan ini.
terimakasih karena kau telah membuat cinta ini bertumbuh lalu mati dan kemudian bertumbuh kembali dan mungkin sekarang akan mati kembali.
karena kau tidak pernah dengan bersungguh sungguh untuk merawatku.

kau salah. kau hanya memikirkan dirimu sendiri. tanpa pernah tahu usahaku sejauh ini.
aku menyayangimu nang.

aku pun menyayangimu, namun rasa sayang mu terlampau luas untuk ku selami.
hiingga terkadang aku hampir tenggelam ke dasar laut karena tanganmu tak pernah dengan segera menyambutku.
kau sibuk menyambut tangan yang lain, sampai akhirnya kau membiarkanku dan baru menangkapku ketika tanganmu telah selesai menangkap yang lain.

aku gak pernah bermaksud seperti itu.
aku sedang memantaskan diriku saja.

kau tak perlu menjelaskan apapun mang, aku sudah mengerti engkau sejak awal.
karena aku mencintaimu sehingga aku bisa merasakan sedihku, takutku, dan kecewaku ketika bersamamu.
selamat tanggal dua puluh lima yang ke empat mang.
aku mencintaimu. maafkan aku yang masih selalu bersikap layaknya orang yang menuntutmu.
aku hanya ingin mencintaimu dengan cara yang berbeda dari caramu mencintai perempuan lain.
lantas seperti apalagi caramu untuk meyakinkan dan memantaskan itu semua?
apa kurang empat tahun ke belakang kita sama sama berusaha?

terimakasih untuk empat tahun silam itu.
terimakasih karena selama empat tahun itu aku bisa merasakan berbagai perasaan.
terimakasih karena selalu ada waktu untuk aku bertahan dan berusaha meyakinkanmu.
terimakasih untuk empat tahun yang tak pernah bisa aku sangka akan sejauh ini.
aku mengasihimu partner ku.
aku menyayangimu abang ku.
aku mencintaimu sahabat rohaniku.

tanpa ada perkataan apapun, masih dalam kondisi aku menangis ketika mengatakan kalimat tersebut, untuk kedua kalinya amang mencium bibirku dengan perasaan sedih yang teramat dalam, dan mememelukku sambil mengatakan,
"selamat tanggal dua lima yang keempat tahun. terimakasih untuk segala perjuangannya sampai hari ini kamu masih bertahan untuk mencintaiku.
aku sungguh berbahagia dengan perasaanmu itu, tapi sekarang mari kita selesaikan pekerjaan kita sambil berdoa agar dibukakan jalan jika memang kita adalah satu. aku mengasihimu boru ni raja."
dan terakhir amang pun mencium keningku.

aku merasa nyaman berada dipelukannya, dan aku pun merasakan ketenangan.
entah pelukannya selalu berhasil menenangkanku.
membuatku merasa wanita yang paling bahagia setiap berada dalam pelukannya.
tangannya cukup kuat untuk menggendong punggungku dan mampu menahanku yang sedang merasakan kepedihan.
bahunya menjadi tempatku bersandar ketika aku merasa kelelahan dengan segala bebanku, dan tangannya menjadi penghapus airmataku yang mengalir dengan begitu derasnya.
rambut yang dibelainya, dan tatapannya yang selalu membuatku mati kutu ketika matanya menatapku seolah berkata. "jangan pernah pergi. temani aku disini. aku membutuhkan mu."

terimakasih amang. terimakasih karena begitu luar biasa semuanya bagiku.
mari kita tuntaskan setiap tujuan kita satu persatu. sambil berusaha menyatukan kembali bahagia yang sempat kita ragukan itu, dan jika memang kita adalah satu kita akan diberikan jalan untuk menembus satu tujuan kita itu. semoga tujuan itu memang benar milik kita.

"karena perjalanan itu selalu ada ceritanya tersendiri, dan untuk berjalan sampai di titik seperti ini bukanlah hal yang mudah. setidaknya itu menurutku. selamat empat tahun. Tuhan memberkati hubungan ini."


Cimahi, 25022016 01:08



APS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar