Official Acha Viewers

Senin, 15 Februari 2016

Bapake? He is mine!

bapake sosok yang tak pernah mengeluh walau apapun yang sedang terjadi.
the best king of my life, the best hero of my dream.
thanks God for having him in my life!

gak tau kenapa lagi pengen bahas bapake.
sosok yang terlihat cuek, tapi ternyata jiwa pedulinya sangat tinggi sekali terutama untuk setiap anak anaknya, terutama anak perempuannya.
jujur aja nulis kaya gini tuh susah banget, nangis juga ngetiknya.
cengeng? iya banget. bodo amat lah tapinya, kan sedih karena bapak sendiri gak ada salahnya kan?

sebenernya udah banyak dosa sih sampai sekarang sama bapake tuh.
aku seorang anak yang belum bisa mandiri, masih manja, lemah, dan cuek juga gak pernah bisa banyak belajar dari bapake.

emang sih aku, adik ku terutama mamake bergantung banget sama bapake.
walaupun sekarang bapake udah gak bisa nafkahin kita lagi, udah gak bisa kasih banyak uang buat kita lagi, udah gak punya banyak uang buat beliin kita sekedar barang yang kita sukain atau kita butuhin lagi, tapi aku benar benar masih sangat bergantung sama bapake.
*kemudian cengeng

bapake selalu bilang, kamu harus bisa mandiri.
selama kamu bisa sendiri, jangan pernah minta bantuan orang lain,
kamu gak boleh lemah, kamu harus kuat. hidup ini keras.
kamu juga harus pandai bergaul sama orang terurama sama orang batak, karena gimanapun juga kamu adalah boru panggoaran, yang nantinya kamu yang bawa nama bapake kemanapun kamu pergi.
kalo gak bisa bergaul dengan baik, sama aja bikin rusak nama baik bapak sama mamak.
itu yang selalu terdengar jelas ditelingaku.

dan kali ini aku masih sangat bergantung sama bapake.
setiap kali aku berangkat ke jakarta ataupun pulang dari jakarta menuju bandung, aku masih selalu minta dijemput sama bapake,
aku masih selalu ngerepotin bapake, apalagi kalo pulang udah larut malam, aku masih harus minta bapake buat jemput aku.
emang sih bapake gak pernah ngeluh buat nganter jemput anaknya, terutama adik ku yang paling bungsu, yang dari TK sampai sekarang udah kelas 1 SMA pun masih dianter jemput sama bapake. dan kemaren sempet bapake pergi ke Palembang, adik langsung masuk rumah sakit, mungkin 50% kangen sama bapake gegara gak ada yang nganter jemput gitu.

dan sekarang aku juga bisa ngerasain itu, ketika aku benar benar butuh bantuan orang untuk nganter pulang, dan gak ada yang bisa nganterin.
aku selalu inget sama bapake, dimanapun aku berada dan jam berapapun itu setiap aku minta tolong untuk dijemput, bapake selalu siap 24 jam untuk aku.
bahkan ketika aku pun terkapar sakit dan harus segera dibawa kerumah sakit, bapake lah orang yang kemudian repot untuk membantu perlengkapanku dan segera bangun untuk menyupiri ku menuju rumah sakit, dan juga setiap kali ada arisan ataupun undangan atau keperluan mamake, bapake lah yang selalu siap untuk menjadi supir pribadi mamake.
dan ketika bapake pergi untuk waktu yang panjang dan lama, aku merasa kehilangan arah..
bukan hanya aku, mama dan adik bungsuku pun merasakan hal yang sama.

oh Tuhan, aku sungguh sangat bergantung pada bapake.
entah kapan aku bisa menuruti setiap perintah beliau.
aku belum bisa melakukannya, aku masih sangat bergantung pada bapake.

sekilas kalo orang melihat pasti mereka berkata bapake adalah orang yang sangat cuek, dan tidak pernah peka pada anaknya, keluarganya.
tapi jauh di lubuk hatinya, bapake lah sosok yang selalu siap sedia 24 jam apapun yang terjadi.
aku tak pernah terpikir jika suatu saat nanti bapake dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, aku pasti akan menjadi orang yang sangat kehilangan terhadap beliau.
ketergantungan ini sangat hectic.
bapake adalah orang yang selalu menjadi pangeranku disepanjang hidupku.
bapake lah orang yang tak pernah berkata "bapak capek nak, bapak lelah nak. bapak lagi sakit nak."
bapake selalu berusaha untuk terlihat sempurna, padahal tanpa berlaku seperti itupun, bapake sempurna bagiku,
amat sangat bergantung pada sosok pria tua berusia 58 tahun ini.
entah bagaimanapun caranya, aku masih berusaha untuk menyanggupi setiap permintaan bapake yang pernah ia katakan padaku walaupun itu sudah lama sekali.

terkadang ketika aku berjauhan jarak seperti ini, aku selalu merasakan kerinduan yang teramat dalam. aku rindu pernah dipukul pake sapu lidi ketika kecil.
dicubit ketika aku bermain hingga larut malam.
dibiarkan sendiri ketika aku melakukan kesalahan.
kenangan seperti itu menjadi kenangan terindah, dan aku selalu merindukan hal seperti itu.
disitulah aku paham betapa bapake menyayangiku sebagai putrinya.
disitulah aku mengerti betapa bapake menjagaku agar aku tidak terluka barang sedikitpun oleh orang lain.
bahkan ketika aku memperkenalkan teman temanku baik perempuan maupun lelaki, bapake selalu memandang dengan sikap cueknya itu walaupun diam diam bapake sebenernya memperhatikan gerak-gerik ku dan memperhatikan caraku bergaul dengan mereka.
bapake sulit sekali untuk bergaul dengan teman-temanku, jarang sekali berbicara dengan sahabat-sahabatku, berbeda dengan mamake yang mudah berkomunikasi dengan semua temanku.
tapi semua orang yang sudah pernah berkomunikasi dengan bapake adalah orang yang spesial.
bisa membuat bapake untuk membuka percakapan sungguh luar biasa. maka dari itu banyak temanku yang segan dengan bapake. mereka takut dimakan hidup hidup hahaha lucu sekali.
tapi beberapa temanku pun salut dengan bapake ku, karena bapake selalu terlihat kuat dan tidak pernah mengeluh dari caranya menghadapi kehidupan ini, dan ketika aku mendengar hal ini, aku pun dengan lantang berkata dalam hati benar sekali.
tapi yang keluar dari mulutku hanyalah "ah masa sih? biasa aja atuh itumah."
lagi lagi aku sulit untuk mengatakan betapa hebat nya bapake ku ini.
dimanapun aku berada, setiap bertanya siapa nama bapake dan mereka langsung berkata. "oh bapak samosir itu ya?" yang kemudian aku menjawab iya betul.
dan mereka langsung berkata, "hebat hebat. bapakmu itu orangnya mudah bergaul gak pernah pilih pilih teman bergaul." loh kok kenal sih? aku masih penasaran sekali yang kemudian orang itu mengatakan bahwa "tidak ada yang tidak kenal bapakmu itu. sudah baik, mau menolong orang, pintar pula sama adat. kamu boru panggoarannya kan yang namanya si Paskah itu? kau harus bisa ikutin bapakmu itu ya inang, jangan bikin malu bapakmu."
awalnya aku ngerasa berat banget bawa nama bapake kemana-mana yang menyebabkan aku banyak dikenal orang. tapi sekarang aku ngerasa bangga sekali. bapake luar biasa.
dikenal baik sama orang, sering dipanggil jadi raja parhata, meskipun ibadahnya masih suka bolong-bolong tapi kalo masalah solidaritas bapake memang nomer satu sekali.
aku ngerasa beruntung banget punya bapake seperti beliau.
gak ada yang perlu ditakutin lagi, dengan segala kelebihan dan kekurangan bapake, aku tetap merasa nyaman berada disisinya.
aku anak yang masih banyak kekurangan dan sangat ketergantungan pada bapake.
aku masih ingin bermanja pada bapake sebelum aku melakukannya nanti sendiri, karena ketika saat itu tiba, mungkin aku sudah menjadi milik orang lain.
aku sudah berjauhan jarak dengan bapake. aku hanya ingin menikmati setiap kehangatan yang selalu diberikan bapake dengan cara bapake tersendiri.

tapi pak, anakmu yang kini sedang berjuang keras untuk meraih gelar sarjana di perguruan tinggi itu, masih selalu berusaha untuk melakukan setiap nasihatmu yang terlihat gampang namun ternyata masih sangat sulit untuk dijalani, masih selalu mudah putus asa, masih selalu merasa lemah dan masih belum bisa mandiri seperti mu.

aku yang jam 8 malem aja masih minta dijemput padahal angkot masih berkeliaran, dibandingkan dengan engkau yang walaupun pulang pukul 12 malem, engkau masih tidak ingin merepotkan kami. engkau selalu berusaha sendiri. engkau selalu berusaha untuk menyelesaikannya.
dan setiap perabotan dirumah ada yang rusak atau pun aku belum sempat memasak untuk makan kita ketika mamake pergi, engkau dengan sigap melakukannya.
meskipun dengan masakan seadanya, tapi ternyata makanan yang kau sajikan jauh lebih enak daripada yang pernah ku bikin Pak.
terimakasih.

terimakasih untuk segala hal yang telah kau berikan selama dua puluh tiga tahun aku hidup di dunia ini.
terimakasih karena selalu menjadi tempatku bergantung dimanapun dan kapanpun aku membutuhkanmu.
karena benar hanya bapake lah yang selalu mengatakan iya tanpa ada tapi.
yang selalu mengatakan oke bapake jalan ya nak, meskipun kantuknya telah semakin parah.
dan sejauh ini, belum ada yang mampu seperti bapake.
doakan selalu anakmu yang sedang mencari jati diri dan kebahagiaan itu, agar bisa menemukan pendamping hidup pun setidaknya yang sepertimu.
yang tak pernah barang sedetikpun mengecewakanku.
terimakasih untuk setiap peluhmu, keringatmu, tanggung jawabmu untuk membahagiakan keluargamu, meskipun saat ini kau pun hanyalah manusia biasa yang hanya menikmati hidupmu dari segala jerih payahmu diwaktu yang lampau.
terimakasih Bapake.

sampai saatnya aku bisa mandiri, kuat dan bertanggung jawab serta paham terhadap adat yang selalu kau tanamkan itu. aku hanya ingin bapake tetap selalu berada disisiku.
tak ada yang lebih indah selain membahagiakan mu bapake dan mamake ku.
tak ada yang lebih sempurna selain melihatmu tersenyum di tengah banyaknya kerutan keringat, air mata, dan lelah dalam kening dan bola matamu.
aku mengasihimu.

"untuk setiap rasa bergantungku padamu, aku masih ingin selalu menjadi putri kecilmu yang selalu kau banggakan dan selalu kau menjadi peri kecilmu yang selalu memberikan kebahagiaan untukmu. aku mencintaimu, Bapake Samosir. Tuhan memberkati."


Cimahi, 150216 23:11



APS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar