Official Acha Viewers

Minggu, 29 September 2013

MAMA DAN PAPA! :") :*



AKU...
aku berdiri mengenakan toga ini disebuah jalan setapak yang gelap.

pandanganku tertuju pada dua orang dikejauhan sana dengan senyuman yang tak asing
lagi bagiku...

dua orang yang sangat kuhargai.
dua orang yang sangat ku hormati,

aku cinta dan aku sayangi

YES, IT
IS MY MOM AND MY FATHER!
MY INSPIRATION IN MY LIFE!

dengan disertai senyuman
dan haru aku berjalan menghampiri mereka.

seiring dengan langkah, terlintas dibena
kku atas apa yang telah mereka lakukan terhadapku.

MAMA :  yang t
elah mengandungku selama 9 bulan.
yang
telah dengan ikhlas memperjuangkan hidup dan matinya hingga 'AKU' dapat hadir dan berguna di dunia ini.

PAPA : yang telah mendidikku, yang rela bekerja banting tulang hanya untuk kebahagiaan 'AKU'.

detik demi detik.
hari demi hari

minggu demi minggu
bulan demi bulan
tahun demi tahun.

APAKAH YANG DAPAT 'AKU' LAKUKAN UNTUK MEMBALAS MEREKA?!!!

sering
kali aku menutup kuping, tak ingin mendengar nasihat mereka.
sering
kali aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku.
seringkali aku melawan jika marah karna kenakalanku.
seringkali aku banting pintu dihadapan mereka jika mereka tak mengabulkan permintaanku. seringkali aku tak membalas pesannya atau bahkan tak mengangkat teleponnya kala mereka menanyakan kabarku dan kuliahku di tengah kesibukanku.

DAN BAHKAN

sering
kali 'aku' mengeluarkan kata kata yang kasar yang sebenarnya tak pantass mereka dengar dari bibirku.

DASAR CEREWET, KUNO, KOLOT.

tapi......
apakah mereka memendam
marah kepadaku???

NO, NEVER!!

mereka dapat
dengan tulus memaafkan kekhilafanku, mereka tetap selalu mengajariku menjadi orang yang lebih baik lagi, mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembus nafasnya, mereka tetap menganggap aku sebagai anak kesayangannya dan selalu membanggakanku dihadapan oranglain.

BAHKAN mereka tetap menyebut namaku di doa doa mereka!

Ya, Tuhan...


Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku..
Selama ini aku hanya menganggap mereka orang tak penting, dan aku lebih memilih berkeliaran hingga larut malam dan kemudian kembali kerumah.
Selama ini aku hanya mengganggap bahwa rumahku hanya persinggahan saja, hanya tempat aku meminta makan, tempat aku meminta uang jajanku dan tempat aku berlindung untuk mengistirahatkan semua kelelahanku.
Selama ini aku hanya menganggap mereka tak pernah mengerti keinginanku, dibandingkan dengan orang diluar sana yang banyak sekali mengerti aku.
Selama ini aku menganggap mereka tak pernah mengerti masalahku, tak pernah mau mendengarkan ceritaku. 
Tapi ternyata mereka mengetahui jauh lebih dari dalam.
Selama ini aku hanya mengganggap mereka seperti emas, yang kubutuhkan saat aku butuh saja. Dan menganggap orang lain itu air yang selalu kubutuhkan setiap saat.
Aku menyesal, aku sangat menyesal Tuhan..
Orang yang selalu memaafkan semua kesalahanku setiap aku melakukan kesalahan hanyalah orang tua.
Orang
yang tak  pernah berhenti memikirkanku setiap hari bahkan setiap saat, hanya orang tua.
Orang y
ang benar-benar tulus, setia, menerima apa adanya ,hanyalah orang tua.
Walaupun kedua orangtua ku tak pernah benar-benar memperhatikanku seperti orangtua yang lainnya, tapi sungguh aku bersyukur karena orangtuaku BERBEDA.
Yang kemudian papaku, beliau tak pernah memperhatikanku layaknya pria-pria lain, layaknya ayah-ayah yang lain, yang selalu memanjakan aku, yang suka membacakan dongengnya ketika aku ingin tidur, yang selalu menyanyikan lagu untukku ketika aku ketakutan. Tetapi Ia selalu ada ketika aku membutuhkannya, bukan menginginkannya.
Ia selalu ada ketika aku merasa memerlukannya, dan Ia selalu memberikan apa yang aku butuhkan. Sikapnya yang cuek membuat aku sayang padanya. Membuat aku bersyukur memiliki Papa sehebat dan sejagoan beliau.
Tanpa sengaja aku melihat ia menangis ketika ia menyanyikan sebuah lagu Batak “Boru Panggoaran”. Air matanya terjatuh, namun sesaat kemudian ia tersenyum sambil berkata: “kapan kau lulus? Bapak udah pensiun, udah nggak bisa seperti dulu lagi.”
Bapaaaaaaaaaaaaak, aku mencintai dan menyayangimu..
Mamaku, beliau tak pernah memberikan perhatian sebagaimana wanita-wanita lain, mama-mama yang lain. Ia cuek namun dengan setia ia menunggu ketika aku belum pulang kerumah hingga larut malam. Ia dengan setia mengirimkan pesan kepadaku ketika aku belum menampakkan diri untuk bertemu dengannya. Ia bahkan rela tak tidur hanya untuk menemani ketika aku membutuhkannya.
Ia dengan setia menuntunku ketika aku jauh darinya, ia dengan setia mendengarkan setiap ceritaku tentang segala hal yang terjadi, ia juga dengan setia memberi nasihat kepadaku ketika aku akan mengambil keputusan. Ia juga yang orang pertama yang akan memasang “pertahanan penuh” ketika aku bepergian malam, bersama orang yang belum ia kenal dan akan menungguiku hingga aku tiba dirumah untuk bercerita. Ia akan rela mengorbankan apapun demi kesuksesanku, demi kebahagiaanku, demi kegembiraanku. Sungguh luar biasa ma, pengorbananmu..
Aku juga bersyukur memiliki Mama sepintar dan setangguh beliau. Mamaaaaa, aku juga mencintai dan menyayangimu.

tak sadarkah 'aku' bahwa mereka orang yang sangat berarti dihidupku...

langkah langkahku dihadapan mereka.....

dan ku pandangi
papaku dan mamaku inci demi inci.

badan mereka yang
kala itu tegak, kekar dan kini mulai membungkuk, rambut yang dulu hitam lebat kini mulai memutih, dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulai mengeriput.

AKU tatap mata mereka yang berbinar binar dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku memakai toga ini.
K
u cium tangan mereka, kupeluk mata mereka sambil berkata :

"
Pa, Ma YANG AKU BERIKAN HARI INI TIDAK CUKUP UNTUK MEMBALAS SEMUA YANG TELAH PAPA DAN MAMA BERIKAN KEPADAKU.." :))














 


I LOVE MOM, I LOVE YOU DAD
I LOVE YOU MY FAMILY,  FOREVER..

Thanks For the best family and for everything in extraordinary life, God. 
Always bless us, God! :)) 


Anastasya Pascharia Santa Apriana Samosir, AMd!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar