Official Acha Viewers

Selasa, 05 Agustus 2014

Aku mencoba tegar lagi :)

nggak tau kenapa belakangan ini aku uring-uringan.
ngerasa hidup sedang berlawanan arah denganku.
ngerasa Tuhan lagi nguji setiap kesabaran aku.
puncaknya, ketika aku ngeliat kalo kamu orang yang masih ada dihati sudah bahagia bersama orang lain.
jujur rasanya itu sedih banget, bang. aku masih nggak ngerti sama hati aku yang masih stuck on you aja. aku nggak paham.
iya air mata aku juga sempet turun kok pas tau semuanya, tapi ya aku mencoba lagi untuk kuat, lagi dan lagi.
akhir-akhir ini aku ngerasa hidup emang lagi nggak baik.
yang aku rasain kali ini berat, berat banget.
beban semua kaya ditanggung sama aku, aku ngerasa tumpuan keluarga banget.
ya, I know aku emang harus jadi contoh buat orang lain. ngerti banget, tapi kok kayanya sekarang makin keliatan bebannya dikasih ke aku gitu.

aku yang pengen banget nerusin kuliah ke jenjang s1, 
yang lagi sibuk buat nyari kesana kesini apa yang terbaik, 
dikasih beban dari orang tua untuk segera membahagiakan mereka.
kerja, kerja, kerja dan kerja.
uang, uang, uang dan uang.
yang ada dipikiran mereka ya cuma kaya gitu aja terus, mendesak aku, sekaligus membandingkan aku dengan orang lain karena orang lain bisa lebih dulu membahagiakan kedua orang tuanya, sedangkan aku?
aku belum bisa.
aku tau, tau banget kok.
tapi mungkin emang saat ini bukan saat aku melakukan itu.
akan ada saat nya semua itu akan terjadi.
aku pun bukan anak yang nggak tau diri, apalagi nggak mikirin hal beginian.
Karena setiap malam, sebelum aku tidur ini yang selalu menjadi perenungan aku, mah, pah.
aku selalu mikirin semuanya, mikirin gimana caranya aku bisa bikin kalian bangga, bikin kalian bahagia, bikin keluarga kita kembali sering berkumpul bersama walau sekecil apapun.
aku tau, maksud mama sama bapak emang supaya aku bisa belajar memikirkan semuanya, belajar mandiri dan dewasa, belajar memikirkan masa depan aku, tapi terkadang cara kalian yang sering membuat aku menjadi malas mendengarkan setiap ocehan yang berulang kali diucapkannya kepadaku.
aku tau aku memang salah, tapi apalagi yang harus aku lakukan selain mendengarkan mereka? dan mencoba untuk menuruti apa yang mereka pinta?
ternyata menjadi anak sulung itu bukanlah perkara yang mudah. harus menjadi contoh bagi kedua adik serta mengayomi mereka bukan perihal mudah. aku saja masih suka bertingkah seperti anak kecil, aku masih suka ingin dimanja, masih ingin juga diperhatikan dan kali ini aku dituntut untuk menjadi contoh? dan bukan cuma untuk mereka berdua tapi bagi orang lain juga.
orang lain yang aku jumpai, orang lain yang menurut mereka jauh lebih muda dariku.
hmm, cukup berat sepertinya, ditambah dengan pekerjaan mama yang dilimpahkan kepadaku dengan alasan "aku sudah besar, sudah saatnya mandiri dan bantu mama. kalau bukan kamu siapa lagi yang bantu mama?"
kalo udah bicara masalah kaya gini, ya balik lagi aku juga yang harus ikut kata mama.
sekalipun kadang aku punya rasa iri untuk bisa berkumpul atau sekedar ketawa bareng sama temen2 di usia aku yang masih dianggap muda seperti ini.
masih ingin menikmati dunia remaja, tapi lagi-lagi aku masih harus dibatasi dengan berbagai pekerjaan mama yang memang sebenarnya aku harus lakukan.
makanya setiap aku akan berkumpul dengan teman atau bepergian kemanapun, aku harus mengerjakan pekerjaan rumah terlebih dahulu agar aku mendapatkan izin untuk pergi, karena jika tidak mama akan berceloteh sepanjang komik doraemon.
iya, mama pasti selalu bilang:
"kamu itu perempuan, gimana mau punya pacar kalo males-malesan beresin rumah? siapa yang mau?"
how can mama cuma nilai dari satu sisi doang,tapi sebenernya emang maksud mama baik, baik banget kok. I know mom!
Bukan hanya karena disuruh sama mama, tapi karena aku merasakan bagaimana menjadi mama yang benar-benar sudah banyak mengorbankan banyak waktunya untuk kami sekeluarga.
bekerja banting tulang, mengurus rumah, mengurus aku dan adik-adik ku serta mengurus bapak ku.
Sungguh luar biasa mamaku yang satu ini.
terkadang memang ada rasa kesal dengan caranya menasehatiku, terkesan marah-marah, dan terkesan membandingkan kehidupannya yang dulu dengan yang sekarang.
jujur saja setiap kali membanding-bandingkan itu yang membuat aku kerap ingin marah dan ingin memberontak, tapi akhirnya hatiku melunak, mendengarkan semua yang ingin ia ceritakan tentang masa lalunya.
Ternyata jadi wanita sulung yang dewasa itu penuh dengan cobaan dan lika-liku sekali ya.

dan kali ini bertambah lengkap setelah melihat akun mu yang bertengger disana, yang menyatakan bahwa kamu sudah tidak sendiri lagi.
menyatakan bahwa kamu sudah berbahagia.
rasanya campur aduk. rasanya tak karuan.
selalu ada perasaan yang membuat hatiku sakit dan ingin segera beranjak, tapi kenyataannya semua perasaan itu kembali utuh kepadamu.
aku juga tak pernah mengerti dengan hati ini.
apa benar aku mencintaimu setulus ini?
apa benar ini semua adalah wujud perjuangan dan penantianku?
apa benar takdir itu akan datang di akhir nanti untuk kita?
aku benar-benar tak mengerti lagi, bang.
yang aku tau aku benar-benar mencintaimu. itu saja.
aku membutuhkan mu untuk membimbingku ke jalan yang lebih baik, dan membuat aku menjadi lebih dewasa menjalani hidup ini, bang.
memanjakan aku ketika aku menemukan jalan buntu dalam menghadapi kehidupanku ini.
mengajariku untuk selalu bersyukur untuk segala hal yang terjadi padaku.

Dan kali ini semua hal yang ada di kehidupanku telah merampas bahagiaku yang singkat ini hanya dalam beberapa hari saja
dan kenyataannya ketika aku menyanyikan setiap lagu yang berhubungan dengan masalah ini aku menangis hingga sesenggukan, begitupun ketika aku berdoa.
angkat beban ini Tuhan, dan berikan kekuatan serta kesabaran untuk melewatinya agar kelak hasil dari ini semua aku bisa mengerti satu pelajaran baru untuk ku.
Amin.
semoga semuanya akan kembali normal, dan bersyukur hanya satu-satu caranya yang bisa aku lakukan untuk menenangkan hati ini.
kelak, aku akan membuat kalian bangga.
percayalah, waktu yang akan menjawabnya.
aku mencintai kalian~
Tuhan memberkati kita semua.
(:

Cimahi, 050814 02:25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar