Official Acha Viewers

Minggu, 17 Agustus 2014

Pertemuan Itu :')

Sudah lama sekali rasanya jantungku tidak berdetak dengan cepat, tanganku tidak mendadak dingin dan hatiku merasa ada yang aneh.

aku tak tahu bagaimana menjelaskan apa yang sedang ku rasakan saat ini. tepatnya hari ini.
Semuanya bercampur menjadi satu.

diawali dengan ibadah bersama dengan salah satu temanku pukul setengah delapan di gereja loren.
kami telah janjian jauh-jauh hari memang untuk ibadah bersama.
saat itu kebetulan temanku memang berada diBandung dan ingin bertemu denganku.
awalnya ibadah pukul setengah 10, tapi karena Ita sahabat baik ku meminta pukul setengah 8, aku dan temanku mengiyakan saja.
secara mendadak Ita memberi kabar bahwa ia tidak bisa ibadah pada pukul setengah 8 karena harus mengikuti kegiatan upacara di tempat kerjanya.
akhirnya aku hanya berdua bersama temanku.
aku melakukan ritual ibadah seperti biasanya, tak ada sesuatu hal yang menarik menurutku selain kotbah pastur kali ini yang berhasil membuat aku berpikir dua kali sampai tiga kali lipat mengenai kemerdekaan yang jatuh pada hari ini, hari Minggu.

seusai ibadah, aku memberitahukan Ita untuk pertemuan kami selanjutnya, kebetulan Ita mengajak ku untuk pergi sekedar menghilangkan suntuk dan refreshing kepalaku yang belakangan ini penuh dengan masalah.
lama tak ada kabar, aku bertemu dengan teman-temannya Fajar waktu itu, yang juga temanku ketika ibadah setengah 8 pagi.
sempat bercanda-bercanda sebelum akhirnya Ita sampai di loren.

Aku, Ita dan Fajar masuk ke toilet, dan saat itu Ita memintaku menemaninya untuk ibadah bersama.
kembali ibadah? tanpa berpikir panjang aku pun mengiyakannya, jika tidak lantas aku harus pergi kemana?
aku terjebak dan tidak bisa pulang, pikirku.
setelah mengambil helm dimotor Fajar, dan mengucapkan terimakasih serta berpamitan, Fajar pergi.
Aku dan Ita masuk ke dalam gereja kembali.
seperti biasa, setelah mengambil air suci, duduk dan berdoa.
kepalaku secara refleks memutar untuk melihat orang-orang disekitarku.
tak ada yang ku kenali, pikirku.
sekali lagi aku memutar bola mataku, dan secara tiba-tiba saja.
sosok makhluk itu, makhluk yang hampir 5 bulan tidak bertemu,
sosok makhluk yang masih ada dalam hati,
sosok makhluk yang bisa membuat hatiku tak karuan.
muncul begitu saja.
ada rasa bahagia, syukur namun kecewa.
dia datang dengan wajah coolnya,
aku memalingkan wajah dan bersikap sedingin mungkin.
ya, saking dinginnya, tanganku berasa berada didalam kulkas, hatiku tak karuan dan jantungku berdetak dengan luar biasa sekali.

oh Tuhan, mengapa perasaan mencintainya masih selalu ada?
aku berusaha untuk tidak menatapnya, tidak melihatnya.
namun jelas dia berjalan mengikuti arah tempat dudukku dan duduk dua baris dibelakang bangku ku tepat searah denganku.
aku shock. aku sudah tidak tahu harus bagaimana lagi.
ada rasa rindu terhadap dirinya setelah perjumpaan terakhir kita dan membuat kita menjadi menjauh seperti ini. menjadi dua orang asing yang tidak saling mengenal.

"terimakasih Tuhan, terimakasih kamu, terimakasih semesta telah mempertemukan kami di waktu yang singkat ini. Aku bersyukur penuh, ucapku ketika berdoa."

dan betapa tambah bahagia, ketika aku menyadari dia menggunakan baju yang pernah aku beli untuknya.
ternyata dia menghargai pemberianku, tidak membuangnya ataupun menyimpannya. terimakasih, abang~
aku mengikuti perayaan ekaristi yang kedua dengan perasaan yang berbeda.
senang bercampur bingung.
bahagia bercampur takut.
mencoba menikmati setiap perayaan ekaristi yang diawali dengan upacara hingga akhir acara ekaristi.
tapi tetap perasaanku seperti yang dahulu.
rasa ini benar-benar tidak pernah hilang, meskipun rasa sakit masih membekas.
aku tak berani mencari atau melirik kepadanya yang berada dibelakangku, karena aku tau dia pasti memata-mataiku.
aku terpaku pada kursiku dan hanya bisa mengikuti jalannya perayaan ekaristi ini meskipun sesekali pikiranku penuh dengan pertanyaan.

seusai ibadah, aku pun menacari sosoknya ditempatnya duduk, namun kenyataannya dia sudah tidak ada.
dia sudah hilang, dan entah dimana.
aku segera keluar gereja dan melihat dia sudah berada dimotornya dan sedang memasangkan helm.
Segitu bencinya kah sampai dia tidak ingin bertemu dan bertegur sapa denganku?
oh Tuhan, aku merasa hina sekali.
aku mendekatinya, melewatinya ketika dia akan keluar dari gerbang gereja.
kebetulan motorku berada diujung dan ketika akan mengambil harus melewatinya.
aku menahan diriku untuk cuek terhadapnya,
aku menahan diriku untuk bersikap tak acuh kepadanya,
namun hatiku selalu berkata kasih. kasih. dan kasih.

aku melihatnya, dia melihatku.
mata kami bertemu.
dengan cepat dia memalingkan wajahnya dan langsung menancap pedal gas motornya dengan cepat.
aku yang saat itu ingin tersenyum didepannya, menjadi kecewa dan kesal sendiri.

Segitu bencikah kamu terhadapku?
segitu marahkah kamu kepadaku?
salahku dimana? mengapa kamu selalu menyiksaku, bang?
aku merasa seperti orang yang telah menyakitimu dengan sangat dalam.
mungkin benar aku telah menyakitimu secara tak sengaja atau diluar kesadaranku.
tapi yang aku tahu, kamu justru menyakiti dan menghukumku dengan tingkah mu yang semakin seperti anak-anak ini.
aku benar-benar kecewa bang.
aku tak bisa berpikir jernih.
semua perasaan itu hancur lebur namun lagi-lagi berhasil membuat kamu berdiam lebih lama dihati ini.
tolong pergi, bang.
pergi dari perasaan negatifmu terhadapku.
aku juga manusia, manusia yang membutuhkan kasih sayang, terutama darimu.
mengapa kamu setega itu?
sampai akhirnya aku nggak bisa untuk menangis,
mencoba bermain hingga larut malam,
mencoba menonton film yang mengundang tawa,
mencoba makan yang banyak,
dan mencoba untuk mendengarkan lagu bahagia,
menghabiskan waktu agar aku bisa melupakan kamu, melupakan apa yang baru saja terjadi.
tapi kenyataannya kamu tetap ada.

aku senang, kamu baik-baik saja.
aku senang kamu terlihat seperti biasanya.
riang namun tetap dengan ciri khasmu, dan itu selalu berhasil membuat aku terpikat dan nyaman bersamamu.
iya.
semakin gendut, semakin item, semakin jelek sih memang,
tapi itu tetap tak pernah bisa merubah perasaan sayangku kepadamu.
kamu tetap pria yang membuat aku jatuh cinta dari awal, pertengahan hingga akhir cerita hidupku, bang.

kejadian itu membuat aku banyak berpikir bang.
sampai akhirnya ketika aku membuka salah satu akun sosialku, dan aku melihat kau menuliskan sebuah status yang mengatakan "jadi kacau" ketahuilah bang,
apa yang kau tulis menggambarkan apa yang aku rasakan pula.
membuat aku menjadi kacau dengan maksudmu.
jika kekacauan itu terjadi akibat pertemuan singkat kita ini, aku lebih memilih tidak bertemu kamu daripada membuat kamu menjadi seperti ini.
meskipun rasa rinduku jauh lebih besar, dan rasa cintaku yang tak pernah bisa hilang,
tapi aku lebih menikmati memandangmu dari kejauhan saja, ketimbang harus bertemu dan membuatmu kembali kecewa dan kesal ketika bertemu denganku.
aku selalu bersyukur untuk itu, bang~

lakukan apa yang kamu suka, lakukan apa yang kamu mau, lakukan apa yang kamu butuhkan, termasuk membiarkanku terluka karena sering merindukan kamu dan pertemuan kita.
aku hanya ingin kamu bahagia, bang A!
aku mencintaimu..
:)

"untuk waktu dan jarak yang boleh aku lewati pada satu kesempatan emas untuk bertemu denganmu. Aku bersyukur sekali..."

Cimahi, 170814 22:12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar