Official Acha Viewers

Selasa, 25 Februari 2014

dua tahun! :")

Dua puluh lima februari dua ribu empat belas.

Finally 2 tahun. Perjuangan yang edan sekali Tuhan.
Pengorbanan yang sungguh luar biasa bagi hidup aku bisa bertahan selama dan sekuat ini.
Sama sekali nggak pernah menyangka betapa hebat aku menanti seseorang yang sungguh luar biasa.
Iya, ini bukan hal pertama aku melakukannya. Sebelumnya ada AHW yang selalu bisa membuat aku menunggu dan terus menunggu.
Tapi entah mengapa sosoknya yang masih begitu nyata membuat aku mampu berpaling dan bersabar menunggu dan berharap kepadanya.
Akhirnya hari ini tepat di tanggal 25 Februari 2014 genap berusia 2 tahun.
Genap melangkah di angka baru, di kehidupan baru seharusnya.
Tapi entah mengapa aku masih ingin menuliskan namanya sekali lagi.
Masih ingin menceritakan tentangnya sekali lagi.
Masih ingin berharap kepadanya sekali lagi.
Dan masih ingin membahagiakannya sekali lagi.
Mungkin jauh disana, dia telah berhasil melakukan apa yang seharusnya memang dia lakukan sejak lama.
Mungkin jauh disana, dia telah berhasil membuat aku untuk tak pernah berharap apapun lagi kepadanya.
Tapi mengapa semua itu menyiksa hati?
Seharusnya aku memang berbahagia untuk itu. Tapi ternyata??
Sekali lagi aku harus mencintainya dalam diam.
Sekali lagi aku harus mendoakannya tanpa dia pernah mengetahuinya.
Sekali lagi aku harus menahan sesak dan sakit setiap mengingat tentangnya.
Karna selain itu aku harus melakukan apa?
Memaksakan kamu untuk membalas setiap perasaan dan setiap cinta aku?
Memaksakan kamu untuk memahami hati aku?
Well, aku nggak sejahat itu, Tuan.
Aku nggak setega itu, Tuan.

Aku memberikan satu kebebasan untuk kamu mencari hal yang kamu mau sebelum kamu benar-benar mengerti tentang aku. Sebelum kamu benar-benar merasakan cinta yang luar biasa ini, tapi ternyata kamu benar-benar pergi. Pergi dengan sangat jauh. Bahkan terlalu jauh.

“Aku yang terlalu bodoh mencintai kamu, atau kamu yang belum mau merasakan cinta yang luar biasa yang aku berikan?!”

Begitu kuat, begitu dalam. Sampai aku tak temukan lagi alasan, mengapa kamu yang harus aku cintai sampai sedalam ini.
Bukan aku mau terus menanti kamu, bukan aku terus menunggu kamu.
Tapi hati aku yang selalu memaksa aku melakukan itu semua.
Aku selalu berusaha untuk membenci.
Aku selalu berusaha untuk menerima.
Aku selalu berusaha untuk megikhlaskan.
Aku selalu berusaha untuk melupakan.
Aku selalu berusaha untuk hilang ingatan.
Tapi kenyataannya itu terlalu menyakitkan untuk aku.
Semuanya berujung dengan kesia-siaan semata.

Apa kamu bisa merasakannya sekali saja?
Oh tentu saja tidak.
Kamu sudah menemukan kebahagiaanmu bersama orang lain bukan?
Iya ketahuilah aku pun bahagia bersama jiwa dan ragaku, Tuan.
Tapi ternyata hatiku....
Ah....sudahlah...
Aku tak ingin kamu tahu lagi.
Aku tak ingin kamu tau sebab tangisku itu kamu.
Aku tak ingin kamu tau sebab tawaku itu kamu.
Aku tak ingin kamu tau sebab galauku itu kamu.
Dan aku juga tak ingin kamu tau sebabku bertahan itu kamu.

“kenyamanan berbanding lurus dengan perjuangan dan pengorbanan..”

Bukankah kamu pernah tau?
Kenyamanan ku bersamamu, membuat aku berjuang dan berkorban sepenuh jiwa raga?
Apa yang ku lakukan untukmu adalah dasar hatiku bahagia, Tuan.
Meskipun selama ini ragaku telah lelah. Hidupku kian berantakan.
Hatiku selalu berhasil memberikan satu senyuman yang tulus.
Aku merasa semakin tak karuan semenjak kepergianmu beberapa bulan terakhir ini.
Aku merasa semakin tak bersemangat semenjak keputusanmu meninggalkan sendiri.
Aku merasa seakan kehilangan arah dan tujuan.
Kamu itu tujuan aku, jelas!
Kamu itu alasan hidupku, jelas!
Kamu itu pemimpin kesehatian aku, jelas!
Kamu itu kebanggaan aku, jelas!
Pelajaran demi pelajaran bisa aku dapetin dari kamu.
Pengalaman demi pengalam bisa aku rasakan bareng sama kamu.
Apakah kamu bisa merasakannya kali ini saja, Tuan?

Betapa aku membutuhkan kehadiran kamu disetiap perjalanan hidup aku.
Betapa aku membutuhkan kehadiran kamu disetiap kesehatian hari aku.
Alangkah luar biasanya ketika kamu benar-benar bisa merasakan setiap hal yang aku rasakan ini, Tuan.
Kembalilah. Kembalilah.
Ku rindu engkau disini..

Membuat mu merasakan cinta ini sunggu membutuhkan waktu yang panjang sekali.
Bahkan terlalu panjang.

Salahkah jika aku berharap akan ada satu kesempatan untukku?
Kesempatan terakhir kali untuk aku membuktikan semuanya.
Kesempatan terakhir aku untuk memenangkan hati kamu dan menjaga selama aku bernafas.

Entah kenapa semuanya tentang kamu masih terus saja membayangi setiap kegilaan hatiku ini.
Entah kenapa sosok kamu begitu melekat dihati ini.
Entah kenapa juga cerita kamu nggak benar-benar hilang.
Hati aku salah dimananya?
Jujur, aku lelah. Bahkan sangat lelah.
Tapi aku menyerah pun aku tak bisa.
Aku kalah dengan permainanmu, tuan.
Aku kalah dengan keegoisan dan keras kepala hati ini.
Oh Tuhan..

Sungguh hari ini aku sangat sangat sangat menantinya.
Aku sangat membutuhkannya.
Aku sangat merindukannya.

Tuhan, ijinkan hari ini aku bahagia. Ijinkan hari ini aku tersenyum.
Ijinkan malam ini aku benar-benar merasakan kebahagiaan yang dia rasakan juga.
Aku mencintainya. Sangat mencintainya.
Semua yang aku lakukan berdasarkan ketulusan yang tiada bandingnya.
Kembalilah, Tuan.
Aku sangat membutuhkan mu untuk menata hidupku kembali.
Aku mohon..


“penyebab yang masih sama. cinta yang masih sama. perasaan yang masih sama. tujuan yang masih sama. semuanya masih sama dan tertuju padamu. selamat tanggal 25 yang ke 2 tahun, dams.. anahata cakra, dams!”






Cimahi, 25 Februari 2014 18:11

with love,
APS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar