Aku membuat petakan-petakan kotak yang berliku sendiri.
Aku berlari-lari mengejar impianku. Impian yang mungkin bisa
membuatku menjadi seorang pribadi yang luar biasa.
aku terus berlari hingga aku terjerat dalam jejak yang aku
buat sendiri.
Aku terperangkap dalam zona kenyamananku sendiri.
Aku terdampar ditempat asing yang tak ku ketahui
keberadaannya.
Yang tergambar jelas di mataku adalah sosok kamu yang
berdiri dihadapanku.
Berdiri dengan tegak dan dengan gagah.
Aku membuka mataku yang terasa sakit karna mungkin terhempas
begitu saja.
Aku memandangmu dengan seksama.
Masih terlihat jelas wajahmu yang membuat dadaku bergetar dengan
hebatnya, membuat jantungku berdegup lebih cepat.
Kamu membuatku mati dalam waktuku sendiri.
Aku terbuai dengan senyum yang menjadi ciri khas mu yang
selalu bisa membuat aku jatuh cinta.
Aku terbuai lagi dengan setiap gerak mu yang selalu membuat
aku ingin selalu bersamamu.
Iya, hanya bersamamu.
Tanpa terasa kita telah melewati tahun yang begitu indah
bukan?
Entah mengapa setiap momen kebersamaan itu selalu hadir
dalam benakku.
Sekecil dan seperti apapun kondisi kebersamaan kita itu
adalah mimpiku.
Aku hanya benar-benar membutuhkan sosok kamu disini.
Dan kita akan merajut kisah “hum-tum” bersama.
Merajut kata aku dan kamu yang tertunda yang belum kita
selesaikan sampai pada tujuan kita.
Kita akan melewati ribuan hari dan ratusan ribu rintangan
yang akan terus menerjang langkah kita.
Menyatukan setiap perbedaan-perbedaan yang akan menjadi
pelengkap hubungan kita.
Kita melangkah melewati gereja, menuju altar gereja dan
saling bertukar cincin dihadapan Romo dan para saksi kita.
Kita membuat hari-hari menjadi lebih bergambar dengan jelas
dan lebih berwarna.
Namun, ternyata itu semua hanyalah mimpi.
Aku bermimpi tentang kamu.
Iya, kamu hadir didalam mimpiku.
Berdiri dengan gagahnya, seperti hendak akan meminang wanita
yang akan menjadi pilihan terakhir hidupmu.
Kamu memberikan keseriusan cinta yang telah lama aku
dambakan.
Mimpi ini terlalu perih untuk di ingat.
Mimpi ini terlalu sakit untuk di geluti.
Mengapa aku masih saja memimpikan kamu dengan hal yang (selalu)
membuat aku selalu merasa sakit?
Selalu saja begitu.
Tapi entah mengapa perasaan aneh
ini selalu datang, selalu saja aku memaafkan kamu.
Selalu saja aku memahami kembali
keadaan kamu.
Benar kan dugaanku?
Ketika aku mempersilahkanmu pergi
sejauh-jauhnya, kamu benar-benar pergi.
kamu benar-benar menjauh bahkan
mungkin menghilang.
Seakan-akan kamu sudah lupa
dengan jalan pulangmu disini.
Itu sayang yang selama ini selalu
menjadi ketakutanku ketika aku memberikan kebebasan untukmu berlari jauh.
Untukmu mencari cinta yang kau
INGINKAN.
Yang menurutmu sempurna, yang
menurutmu bisa melengkapi mu.
Tapi apakah kau tau? Bahwa kesempurnaan
itu tak akan ada?
Tahukah kamu bahwa aku dan kamu
bisa menjadi kita?
Apakah kesempatan itu memang
benar sudah tak ada?
Mengapa? Mengapa ketika aku ingin
merubah semuanya kamu malah menutupnya?
Tetapi ketika kamu melakukan hal
yang sama, kamu selalu membuat aku percaya padamu?
Lagi dan lagi begitu?
Mengapa?
Memimpikan kamu seperti ini terus
dan terus selalu menyiksa batinku.
Ketika raga dan mimpi saling
bertabrakan,
Ketika ego dan gengsi saling
tolak-menolak,
Ketika batin selalu menguak
dengan jelasnya kepada kamu yang membuat aku menjadi tak karuan.
Aku lelah sayang, aku sangat
lelah.
Pulanglah, disini ada hati yang
benar-benar menunggu kamu kembali.
Atau setidaknya tengoklah hati
ini sedikit saja.
Ada banyak hal yang bisa kau
selami ke dasar hati ini.
Sama seperti kamu.
Selalu banyak hal yang ingin aku
selami ke dasar hatimu untuk sampai pada lautan cinta yang begitu luas dan
hebatnya.
Kepada kamu yang telah pergi.
Kembalilah.
Mari kita mulai mimpi kecil kita
untuk bersama selamanya, kekasih hatiku..
selamat tanggal 15 yang ke 37 makhluk bernama kamu yang menjadi penyebab tawa dan tangisku pecah..
“kamulah takdir dari hidupku
untuk merajut kata kita yang sempat tertunda. peluklah diriku dan percayalah
kita akan bisa melewatinya bersama, sayang..”
Cimahi, 150214 10:15
APS
APS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar