Official Acha Viewers

Sabtu, 15 Februari 2014

Kepada kamu yang telah pergi..

Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang ku buat sendiri.
Aku membuat petakan-petakan kotak yang berliku sendiri.
Aku berlari-lari mengejar impianku. Impian yang mungkin bisa membuatku menjadi seorang pribadi yang luar biasa.
aku terus berlari hingga aku terjerat dalam jejak yang aku buat sendiri.
Aku terperangkap dalam zona kenyamananku sendiri.
Aku terdampar ditempat asing yang tak ku ketahui keberadaannya.
Yang tergambar jelas di mataku adalah sosok kamu yang berdiri dihadapanku.
Berdiri dengan tegak dan dengan gagah.
Aku membuka mataku yang terasa sakit karna mungkin terhempas begitu saja.
Aku memandangmu dengan seksama.
Masih terlihat jelas wajahmu yang membuat dadaku bergetar dengan hebatnya, membuat jantungku berdegup lebih cepat.
Kamu membuatku mati dalam waktuku sendiri.
Aku terbuai dengan senyum yang menjadi ciri khas mu yang selalu bisa membuat aku jatuh cinta.
Aku terbuai lagi dengan setiap gerak mu yang selalu membuat aku ingin selalu bersamamu.
Iya, hanya bersamamu.

Tanpa terasa kita telah melewati tahun yang begitu indah bukan?
Entah mengapa setiap momen kebersamaan itu selalu hadir dalam benakku.
Sekecil dan seperti apapun kondisi kebersamaan kita itu adalah mimpiku.
Aku hanya benar-benar membutuhkan sosok kamu disini.

Dan kita akan merajut kisah “hum-tum” bersama.
Merajut kata aku dan kamu yang tertunda yang belum kita selesaikan sampai pada tujuan kita.
Kita akan melewati ribuan hari dan ratusan ribu rintangan yang akan terus menerjang langkah kita.
Menyatukan setiap perbedaan-perbedaan yang akan menjadi pelengkap hubungan kita.
Kita melangkah melewati gereja, menuju altar gereja dan saling bertukar cincin dihadapan Romo dan para saksi kita.
Kita membuat hari-hari menjadi lebih bergambar dengan jelas dan lebih berwarna.

Namun, ternyata itu semua hanyalah mimpi.
Aku bermimpi tentang kamu.
Iya, kamu hadir didalam mimpiku.
Berdiri dengan gagahnya, seperti hendak akan meminang wanita yang akan menjadi pilihan terakhir hidupmu.
Kamu memberikan keseriusan cinta yang telah lama aku dambakan.
Mimpi ini terlalu perih untuk di ingat.
Mimpi ini terlalu sakit untuk di geluti.
Mengapa aku masih saja memimpikan kamu dengan hal yang (selalu) membuat aku selalu merasa sakit?
Selalu saja begitu.

Tapi entah mengapa perasaan aneh ini selalu datang, selalu saja aku memaafkan kamu.
Selalu saja aku memahami kembali keadaan kamu.
Benar kan dugaanku?

Ketika aku mempersilahkanmu pergi sejauh-jauhnya, kamu benar-benar pergi.

kamu benar-benar menjauh bahkan mungkin menghilang.

Seakan-akan kamu sudah lupa dengan jalan pulangmu disini.

Itu sayang yang selama ini selalu menjadi ketakutanku ketika aku memberikan kebebasan untukmu berlari jauh.

Untukmu mencari cinta yang kau INGINKAN.
Yang menurutmu sempurna, yang menurutmu bisa melengkapi mu.
Tapi apakah kau tau? Bahwa kesempurnaan itu tak akan ada?
Tahukah kamu bahwa aku dan kamu bisa menjadi kita?
Apakah kesempatan itu memang benar sudah tak ada?
Mengapa? Mengapa ketika aku ingin merubah semuanya kamu malah menutupnya?
Tetapi ketika kamu melakukan hal yang sama, kamu selalu membuat aku percaya padamu?
Lagi dan lagi begitu?
Mengapa?

Memimpikan kamu seperti ini terus dan terus selalu menyiksa batinku.
Ketika raga dan mimpi saling bertabrakan,
Ketika ego dan gengsi saling tolak-menolak,
Ketika batin selalu menguak dengan jelasnya kepada kamu yang membuat aku menjadi tak karuan.
Aku lelah sayang, aku sangat lelah.
Pulanglah, disini ada hati yang benar-benar menunggu kamu kembali.
Atau setidaknya tengoklah hati ini sedikit saja.
Ada banyak hal yang bisa kau selami ke dasar hati ini.
Sama seperti kamu.
Selalu banyak hal yang ingin aku selami ke dasar hatimu untuk sampai pada lautan cinta yang begitu luas dan hebatnya.
Kepada kamu yang telah pergi.
Kembalilah.
Mari kita mulai mimpi kecil kita untuk bersama selamanya, kekasih hatiku..

selamat tanggal 15 yang ke 37 makhluk bernama kamu yang menjadi penyebab tawa dan tangisku pecah..


“kamulah takdir dari hidupku untuk merajut kata kita yang sempat tertunda. peluklah diriku dan percayalah kita akan bisa melewatinya bersama, sayang..”






Cimahi, 150214 10:15
APS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar