Official Acha Viewers

Rabu, 14 Agustus 2013

Aku. Tanpamu!

aku terbangun seperti biasa. pagi-pagi sekali. aku tak bisa tidur semalaman kemarin. entah mengapa hatiku terasa semakin sesak pagi ini. aku menatap layar hapeku dengan lama dan kemudian melirik jam ke arahnya. ku pandangi setiap sudut kamarku, ternyata masih sama. tak ada yang berubah. aku masih merasakan detak jantungku berdegup, nafasku masih berkontraksi. semua terlihat normal saja, hanya hatiku merasa ada sesuatu yang aneh. dadaku terasa sesak tak seperti biasanya..

mataku masih berkunang-kunang, kepalaku terasa sakit, badanku terasa panas, dan kakiku terasa dingin. semalam hujan turun. Ya turun dengan derasnya, hingga pagi ini masih terasa suasana dinginnya, dan aku sadar aku terkena demam yang cukup tinggi. aku enggan kerumah sakit, aku ingin disini saja dirumah. tapi ibuku tak mengijinkanku ia membawaku bergegas menuju rumah sakit.

rumah sakit ini, masih sama seperti awal Juli lalu aku kesini.
aku masih ingat pertama kali aku datang kesini yang disertai dengan kehadiranmu, dan berharap saat ini kamu juga ada disini. tapi yang terjadi?
kamu memang tak ada. salahku tak memberi tahu kepadamu, aku hanya tak ingin kamu cemas dan khawatir dengan keadaanku. aku terlalu kuat untuk hal ini.

kembali aku pulang, karna aku tak menginginkan rawat inap, dan dokter tak memaksaku lebih jauh. dia hanya memberiku obat penurun demam, namun jika demamku semakin tinggi. aku terpaksa harus dilarikan kerumah sakit dan dirawat disana.

kembali kerumah, dan kembali kenangan itu muncul perlahan. menghancurkan sudut-sudut ingatan dihati, merubuhkan kinerja hati dengan cepatnya. aku berharap semua ini hanyalah mimpi belaka. aku berharap akan ada seseorang yang menampar dan membangunkan aku..


kau tau? setiap tanggal punya cerita tersendiri, punya kenangan tersendiri. dan setiap harinya selalu ada cerita tentangmu tertulis disana.
aku tahu, kita harus mencari kehidupan yang baru, kita harus melangkah ke masa depan kita. tapi, tahukah kamu? bahwa sesuatu yang baru belum tentu memberikan kebahagiaan?
belum tentu menjamin tawa dan senyum?
dan tak semua masa lalu itu menghasilkan air mata dan kepedihan.
aku begitu yakin pada hal itu, sampai akhirnya perpisahan. aku semakin tau rasanya melepaskan diri dari hal yang tak ingin aku tinggalkan. aku semakin tau rasanya kehilangan seperti apa. dan aku tahu masa lalu selalu menjadi penyebabnya. kamu yang dulu ku miliki, kini tak dapat ku genggam lagi.

iya kita berpisah, dengan alasan yang tak jelas. kita tiba-tiba saja menjauh. karna hatimu tak membuka kan diri untukmu. karna hatimu tak pernah utuh untukku. seakan-akan semua ini hanyalah masalah yang sepele. sampai akhirnya aku berpikir sejenak, benarkah kita benar-benar telah berpisah? atau dulu kita tak benar-benar tak memiliki ketertarikan apapun? hanya sebuah perasaan bahagia kala bersama? hanya sebuah perasaan sesaat yang bahagia karna bersama?
seiring bersama, seiring berirama dan akhirnya kita menyatu dalam sebuah penyatuan bernama cinta?

aku mulai berani melangkah melewati hari demi hari bersamamu, bercanda dan bercumbu setiap saat kala bertemu denganmu, bahagia, marah, kecewa, senang, tersenyum dan menangis semua menjadi satu kesempurnaan untuk cinta kita. hingga akhirnya aku bahagia. kamu juga bahagia.
benarkah kita sama-sama merasakan bahagia? jika itu benar, lalu mengapa kau hujankan aku dengan airmata perpisahan? mengapa perpisahan adalah kebahagiaan kita?
jika perpisahan adalah jawaban bahagia, mengapa hati kita masih bertanya-tanya?
bertanya-tanya pada Tuhan, pada hatimu, dan juga pada hatiku?
mengapa kita masih ragu untuk melangkah?
mengapa harus ada perbedaan? bukankah perbedaan itu merupakan wujud kita saling mencinta?
mengapa kau ciptakan luka yang teramat sangat jika kita sudah berada dipuncak kebahagiaan dengan perbedaan itu?
jika tau kita berbeda, mengapa bukan dari awal saja kita berpisah?

ternyata hari sudah berlalu dengan cepat, bahkan sangat cepat dari yang ku bayangkan.
tidak terasa sudah setahun hubungan tanpa ikatan itu tercipta.
tak terhitung berapa banyak frasa kata dalam doaku yang kuhunjuk pada Tuhan tentangmu. sudah berapa banyak butiran airmata yang mengalir kala mendoakanmu yang tiada henti itu..

salahku yang terlalu perasa, salahku yang terlalu berharap, salahku yang mengartikan segalanya dengan berani. ku pikir dengan mengikuti aturanmu, semua akan semakin sempurna, tapi ternyata?
lagi dan lagi aku salah mengartikannya, dan akhirnya kamu memilih untuk pergi.
dan aku? aku salah tak pernah mengunci langkahmu ketika kau ingin pergi menjauh. salahku juga tak pernah mengunci pintu hatiku agar kau pergi sejauh apapun kau mau.

setelah perpisahan itu terjadi, hari-hari yang ku lalui sama seperti biasanya, aku mulai mengerjakan rutinitasku, dan aku mulai berusaha mencari penggantimu. mereka datang dan pergi sesuka mereka, mereka berlalu lalang disekitaranku. ada yang lama-lama diam, dan ada pula yang hanya singgah untuk sementara waktu saja. semua berotasi dan berputar seperti layaknya kehidupan, namun semua tak lagi sama, kali ini semua berbeda. tak ada lagi kamu yg dulu, dan tak ada lagi kita yang dulu. Ya, kenangan yang berasal dari masa lalu tapi tetap punya tempat tersendiri untuk bergerak ke masa depan.

hidupku tak lagi sama, aku masih berusaha melupakan sosokmu yang tak terengguh lagi oleh pelukan, masih berusaha melepaskan kenangan yang terus menjeratku dengan menghadirkan bayangmu. aku masih menjalani hari yang sama dengan waktu yang sama, tapi...
kesepian ini menghantarkanku pada sebuah keheningan. ya, keheningan....TANPAMU!

jika jemari ditakdirkan untuk menghapuskan airmata, mengapa kali ini aku menghapuskan airmata ku sendiri? dimanakah jemarimu saat kau tak bisa hapuskan airmataku?



"untuk seseorang yang belum memahami betapa berartinya dia dihidupku...
jika kau rindukan kita, aku pun juga merindukan kita..."


cimahi, Rabu 140813 23:32
with love,

Acha...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar