Official Acha Viewers

Jumat, 16 Agustus 2013

Kenyataan yang takkan Terlupakan (1)

Juni?
masa akhir kejenuhan dari kegiatan rutinisku bertemakan TUGAS AKHIR!
apa? sebulan lagi? sebulan lagi aku sidang? sebulan lagi aku meraih gelar Amd? sebulan lagi target harus kekejar sementara revisi demi revisi masih banyak?
kemudian berpikiran untuk menyerah?!
namun kemudian aku tertampar untuk kata menyerah itu, aku terbayang pada keringat kedua orang tua ku yang telah banyak mengeluarkan uang dan keringat tanpa aku tau bagaimana mereka berkorban untuk memperjuangkan kuliahku!
iya, aku merasa sangat bodoh kala itu. aku merasa diriku lemah.
setidaknya itu yang saat ini aku rasakan. :-)

namun, itu tak berlangsung lama. aku kembali bangkit dengan niat dan usahaku.
dengan dorongan sahabat terbaikku. dengan semangat sahabat seperjuanganku.
aku merasa semangatku kembali naik untuk memasuki masa akhir dari kejenuhanku ini yang telah merenggut waktuku yang terasa lebih lama dan lebih cepat dari biasanya.

aku merasa dunia gelap, aku merasa hidupku hanya terpaku dengan lembaran demi lembaran yang terus membunuhku secara perlahan.

kawan bimbingan, dosen pembimbing yang terus memaksa tugas ini setiap hari dikerjakan. berlembar-lembar revisi demi revisi yang diberikan harus langsung dikerjakan karna mengejar target pada gelombang 1 yaitu awal Juli.

bagaimana tidak? aku yang mengerjakan baru pada akhir Mei dan harus menyelesaikan pada akhir Juni? aku dipaksa untuk mengikuti gelombang 1 oleh pembimbingku?

aku tak bisa menolak, ku kerjakan Tugas Akhirku ditengah kejenuhanku dengan sepenuh jiwa dan raga.
setiap malam, setiap hari, terpaku dengan lembaran-lembaran revisi yang mengharuskanku menyelesaikan beban yang menyiksaku setiap harinya.
ku jalani hari demi hariku dengan kejenuhan yang semakin menjadi-jadi.
namun, Beliau sang dosen pembimbingku, kedua orangtuaku, keluargaku dan beberapa dari mereka yang telah ku panggil sahabat, tak pernah lelah terus menyemangati serta tekad dan keinginanku untuk meraih kesuksesan masa depanku itu! LULUS TEPAT WAKTU!

ya, aku berusaha sebulan terakhir ini. namun, memang takdir berkehendak lain.
aku tak dimasukkan dalam sidang gelombang pertama, karna masih ada beberapa bab awal yang belum bisa dipertahankan argumentasinya, aku pun belum membuat kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, abstrak dan sejenisnya.

aku dimasukkan dalam gelombang dua. minggu depannya. aku kebagian hari Selasa, tanggal 9 Juli 2013. iya semakin dekat pikirku. aku memaksimalkan waktu untuk menyelesaikan Tugas Akhirku.

tepat tanggal 3 Juli aku melakukan bimbingan terakhir dikampus bersama dosen pembimbingku dan teman-teman sebimbinganku. aku melakukan latihan presentasi terhadap penelitianku yang telah ku lakukan selama satu bulan dengan usaha yang cukup gigih.

melakukan penelitian objek wisata, menyebar kuesioner dan menyimpulkannya dalam pembahasanku. yaa, aku melakukan latihan presentasi itu.
dan dosen pembimbingku memberikan beberapa revisi lagi, yang kemudian besok 4 Juli harus sudah di tanda-tangani 3 draft TA ku sebelum jam 3 sore.

Puji Tuhan, lega pikirku. itu hal yang ku ucap pertama kali ketika aku selesai presentasi dan dinyatakan akan sidang Minggu depan, bahkan pembimbingku bertanya padaku "mau hari apa Pascaria sidangnya?" aku hanya menjawab "terserah bapa saja, yang penting sidang pak. hehe" dan akhirnya aku dimasukkan pada peserta sidang hari Selasa, 9 Juli 2013.

aku pun pulang kerumah dan memberitahukan kepada Mamaku perihal ini. dan aku sudah berjanji pada salah satu temanku Fajrin, untuk mengerjakan revisian ini bersama-sama dirumahnya sekaligus ngeprint 3 draft TA yang harus aku berikan besok pagi kepada dosen pembimbingku.

malam sebelum hari ini. ya, tepatnya Selasa malam aku bermimpi tentang seseorang yang masih selalu singgah dihatiku dan kerap menjadi penyebab hatiku sakit. Ya, Damianus. Dia adalah pria yang benar-benar selalu sukses menghancurkan sarafku setiap harinya. Hehehe

aku bermimpi tentangnya, hanya itu mimpi buruk. mimpi dimana kondisi kita semakin parah. kita seperti musuh yang setiap bertemu hanya menimbulkan benci, amarah, kecewa yang amat teramat sangat besarnya. aku terbangun hingga aku tak bisa lagi tertidur dan akhirnya aku pun melanjutkan Tugas Akhirku..

sebelum aku pergi menuju rumah Fajrin, aku sempat menuliskan status di bloggerku.
"pasteur with all memories! I miss YOU! :'("
 
sore hari sekitar pukul 14:30 tepat di tanggal 3 Juli aku bersiap-siap pergi kerumah Fajrin. sembari menunggu Mamaku datang karena motor dipake oleh beliau.
aku memasukkan baju seragamku yang akan ku pakai esok hari kekampus menyerahkan draft Tugas Akhirku, karena aku berencana menginap aku hanya menggunakan kaus biru tua dan celana pendek berwarna biru muda dan menggunakan jaster. aku tak menggunakan celana panjang, karna tasku telah penuh. bahkan aku tak bisa memasukkan kertas HVS 1 Rim ku ke dalam tas ku sehingga aku gantungkan pada motor kesayanganku. Ya, "My herby"
ku masukkan laptop dan lembaran-lemabaran revisianku serta semua lampiran-lampiran yang penting ke dalam tas ku. Aku siap untuk bertempur menyelesaikan Tugas Akhirku malam ini bersama rekan seperjuanganku.

tepat pukul 15:00 Mama datang dan aku segera berangkat menuju rumah Fajrin. Aku pamit dan berkata akan menginap, namun awalnya Mama melarang, tapi aku bersikeras karna ini demi Tugas Akhirku. aku pun pergi.

aku tak mengetahui bahwa akan terjadi hujan, karna ketika aku berangkat cuaca masih saja cerah tak ada tanda-tanda akan turun hujan. lalu kemudian aku pun tak membawa jas hujanku.
aku sempat berhenti karna hujan turun semakin deras. aku berhenti di komplek perumahan unpar atau sekarang disebut perumahan pasteur regency!
aku berteduh sekitar 5 menit. aku merasa hujan turun seperti PHP!
deras tidak, gerimis iya. dan akhirnya aku memutuskan perjalananku karna aku takut terlalu sore tiba disana.

aku meneruskan perjalananku menuju rumah Fajrin, sambil terus memperhatikan kondisi jalan yang sudah tak layak dilalui. kubangan demi kubangan ku lewati dengan terampil dan aku bisa melewatinya seperti biasanya. ku tutup helm ku agar mataku tak terkena air hujan. ku tembus gerimis yang membasahi jaster dan mungkin tas ku. hinga aku melewati patung panda di Pasteur.
terus menembus gerimis itu, hingga aku hampir melewati gang rumah temanku karna air menyelimuti helm ku. dan tiba-tiba saja?

"bruuuuuuuuuuk"
aku merasakan hantaman ban ku mengenai sebuah batu yang tidak terlalu besar, namun sukses mengacaukan perjalananku.
diderasnya hujan aku memanggil orang-orang untuk membantuku serta membantu membetulkan motorku.
kemudian mereka membantuku. dan aku diistirahatkan disalah satu rumah penduduk yang aku tak kenal siapa dia. aku meminta mereka membantu motorku. dan seketika seorang ibu melihat luka kakinya dan menyiratkan kata "Astagfiruloh al adzim."

aku panik, ku lihat luka seperti apa yang mengenai kakiku?
dan ternyataaaa "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrgggghhhhh"
Tuhaaan, aku menangis dan akhirnya jatuh lemas melihat lututku robek dan tak berbentuk lagi.
kepalaku pusing, badanku lemas, tanganku kaku, serta aku mual ingin mengeluarkan muntahan-muntahan namun aku tak bisa. aku kemudian menelepon temanku Fajrin, namun?
dia tak mengangkat dan tak menggubris pesan singkatku. akhirnya aku menelepon Papaku memintanya segera menemuiku. dan tau apa yang Beliau katakan? "tunggu, disini hujan deras. dan Papa belum selesai kerja." ketika kondisi seperti ini Papa hanya katakan itu?
dan rasanya? aku marah bahkan sangat marah pada Beliau saat itu. aku sudah kehilangan arah harus memberi tahu siapa lagi? akhirnya aku memberi tahukan Mamaku, dan seketika Beliau lemas tak berdaya.

huuuuuuh!
karena lokasi kejadianku disekitaran Pasteur, aku kemudian mencoba menghubungi seseorang yang selama ini masih hadir dalam bayanganku. aku menghubungi Damianus. aku meminta ia mengunjungi kediamanku. Ia kemudian meneleponku dan menanyakan dimana aku berada!

setelah dia mencari tau dimana alamat yang aku tunjukkan dan harus bingung dengan tempatnya. dia datang. dia datang lebih dulu dibandingkan Papaku. Dia datang dengan wajahnya yg masih sama seperti saat kita terakhir bertemu. dia menemuiku dan memegang tanganku dan meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. aku tak kuasa menahan sakit, dan yang bisa aku lakukan hanyalah menangis dan terus menangis.

akhirnya Fajrin, Eva, Ajis dan Damianus pun membawaku kerumah sakit. kebetulah Ayah Fajrin sudah pulang kerja, sehingga beliau bisa mengantarkan saya kerumah sakit. Iya, Boromeus...


Ayah Fajrin, Fajrin,Eva dan aku berada dalam mobil. Damianus membantu memasukkan ku ke mobil Fajrin. dia menggendongku dan masih meyakinkan aku tanpa membuat aku merasa takut. Dia mengikuti aku menuju rumah sakit dengan motornya. Ya, aku dilarikan kerumah sakit Boromeus Bandung.
kemudian tak lama Papaku muncul dibelakangku. Mobilku diapit oleh Papaku didepan, dan Damianus dibelakang.
sungguh, aku bahagia sekali saat itu! :')

setelah sampai, ternyata Damianus datang dengan lebih cepat diruang UGD. dia membantu mengeluarkan aku dari mobil dan menaikkan aku ke kasur putih itu. dia mendorong aku dan membawa aku kerumah sakit beserta kedua temanku, sedangkan Papaku?
dia langsung mengurus administrasi.

lagi dan lagi aku membebani ke dua orangtuaku. :'(

dan selama dirumah sakit, Damianus tak henti-hentinya menghibur aku.
tak henti-hentinya menghapuskan rasa takut aku, dan membuat aku lupa dengan sakitku.
bahkan ia tak banyak omong ketika aku meminta ini itu kepadanya.

ia berada disaat luka kakiku dibersihkan, ia menguatkan aku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
ia meyakinkan aku bahwa ini tak seburuk yang aku pikirkan.
dan ia ikut mengobrol dengan dokter dan ikut bersama Papaku ketika aku harus berada diruang pemeriksaan tulang. karna menurut dokter harus dironsen, takut tulang terkena. karena lukanya cukup parah.
namun, Puji Tuhan tulang ku masih sehat dan tak ada yang kenapa-kenapa :-)

kau tau rasanya luka dibersihkan dengan sikap tak berpri kemanusiaan itu?
aku nggak bisa ngapa-ngapain selain teriak dan menangis. sakit sekali kawan. sakit sekaliiiiii~~

lagi dan lagi aku teriak menahan kesakitan itu sendiri.
hingga akhirnya setelah disuntik kedua kalinya. aku pun harus dijahit.
dan sebelum dijahit kulitku digunting dengan lantangnya oleh dokter itu.
dan lagi lagi aku hanya bisa teriak, teriak dan teriaaaaak kesakitaaan...

*berlanjut ke Kenyataan yang takkan terlupakan (2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar